Bukan Gaptek, AS Baru Lakukan Sensus Penduduk Online Karena Isu Keamanan

6 Maret 2020 11:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masalah ketenagakerjaan jadi salah satu isu yang membutuhkan data sensus penduduk. Foto: Reuters/Shannon Stapleton
zoom-in-whitePerbesar
Masalah ketenagakerjaan jadi salah satu isu yang membutuhkan data sensus penduduk. Foto: Reuters/Shannon Stapleton
ADVERTISEMENT
Indonesia untuk pertama kalinya menggelar sensus penduduk secara online pada 2020 ini. Seperti Indonesia, negara maju sekelas Amerika Serikat (AS) pun, baru kali ini melakukan sensus penduduk online.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, sensus penduduk dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 tahun sekali. Untuk kali ini, sensus penduduk online dilakukan pada 15 Februari 2020 hingga 31 Maret 2020.
Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Margo Yuwono, mengatakan tujuan dari adanya sensus penduduk online adalah memudahkan masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi. Sebab, petugas sensus tak mungkin menunggui masyarakat yang akan disensus selama 24 jam sehari.
"Sebenarnya sensus penduduk online ini memberikan pelayanan ke masyarakat yang tidak sempat didatangi petugas karena mobilitasnya tinggi. Kan kalau nanti petugas datang dia enggak ada di tempat gimana? Makanya kita berikan online," ujar Margo kepada kumparan, Senin (17/2).
Di AS sekalipun, baru kali ini dilakukan sensus penduduk online. Jika di Indonesia dilakukan oleh BPS, di sana dilakukan oleh Biro Sensus Amerika Serikat atau US Census Bureau.
Petugas mengamati pergerakan sensus penduduk secara online di ruang kendali eksekutif sensus penduduk Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Salah satu pertimbangan dilakukannya sensus penduduk online, adalah bisa lebih banyak penduduk yang dijangkau oleh sensus. Selain itu, sistem online juga lebih murah atau efisien. Sebagai gambaran, US Census Bureau mengungkapkan pada 2010, mereka menghabiskan dana USD 12 miliar atau sekitar Rp 168 triliun (Kurs Rp 14.000), untuk sensus secara door to door.
ADVERTISEMENT
Keamanan Siber jadi Pertimbangan di AS
Meski secara teknologi AS sudah lebih maju dari Indonesia, namun penyiapan sensus penduduk online di AS disiapkan jauh-jauh hari. Mereka mulai menyiapkan hal ini sejak 2013 silam. Persiapan panjang dilakukan, karena meski lebih murah dan menjangkau lebih banyak orang, sensus penduduk online punya risiko dalam hal keamanan siber.
Para ahli khawatir, Biro Sensus AS rentan mengalami gangguan sistem teknologi, serta basis datanya dibobol pihak tak bertanggung jawab.
Kampanye pemilu paruh waktu AS Foto: REUTERS/Aaron Josefczyk
Isu ini dianggap serius, karena para ahli menilai data kependudukan dan demografi yang akurat, menjadi penopang kebijakan negara. Sehingga risiko-risiko kegagalan sistem informasi tak bisa disepelekan.
Apalagi pada tahun ini, Amerika Serikat juga akan menjalani Pemilu Presiden. Data kependudukan dari sensus ini, menentukan bagaimana suara dari Kongres didistribusikan ke setiap distrik, bagaimana anggaran federal dialokasikan, dan pada akhirnya apakah orang diwakili secara adil dan akurat oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT