Bulog Evaluasi Kinerja 2019: Harga Beras Stabil

18 Desember 2019 9:58 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Bulog, Budi Waseso, maksimalkan pencapaian tugas pemerintah untuk Bulog di tahun 2019.  Foto: Dok. Perum Bulog
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Bulog, Budi Waseso, maksimalkan pencapaian tugas pemerintah untuk Bulog di tahun 2019. Foto: Dok. Perum Bulog
ADVERTISEMENT
Menjelang pergantian tahun 2019 ke 2020, Perum Bulog melakukan evaluasi kinerja perusahaan. Salah satu catatan evaluasi kinerja, adalah harga beras di sepanjang tahun yang cukup stabil. Hal ini memberikan andil bagi pengendalian inflasi khususnya dari sektor pangan.
ADVERTISEMENT
“Hal tersebut sesuai dengan penugasan pemerintah dan amanat UUD. Perum BULOG terus melakukan tugas-tugasnya demi mewujudkan kedaulatan pangan,” kata Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, Rabu (18/12). 
Sepanjang 2019, rata-rata harga beras kualitas rendah Rp 9.242 per kg, kualitas medium Rp 9.434 per kg, dan premium Rp 9.659 per kg pada Oktober 2019.
"Andil pangan pokok beras cukup memberikan pengaruh terhadap inflasi per Oktober 2019. BPS mencatat harga beras memberikan sumbangan pada inflasi Oktober sebesar 0,01 persen. Sementara harga bahan pangan secara keseluruhan mencatatkan deflasi sebesar 0,41 persen dengan andil sebesar 0,08 persen," ujar pria yang akrab disapa Buwas itu.
Pengendalian harga beras tersebut, menurutnya buah dari pelaksanaan yang maksimal atas penugasan pengelolaan cadangan pangan beras pemerintah (CBP). Sepanjang 2019 Perum Bulog berhasil mengelola stok CBP hingga 2 juta ton lebih yang dapat dipergunakan untuk operasi pasar dan bencana alam.
ADVERTISEMENT
Adapun untuk penyaluran CBP telah tersalurkan sebesar 518.543 ton. Sedangkan realisasi penyaluran Bansos beras sejahtera (Rastra) 2019 mencapai 351.848 ton.
Dari sisi pengadaan, Bulog melakukan pengadaan beras dengan total pengadaan dalam negeri 1.180.599 ton. Data pengadaan lainnya meliputi gula pasir 4.324 ton, jagung 837 ton, daging kerbau 7.748 ton, minyak goreng 1.568 kilo liter. 
Pekerja melakukan bongkar muat beras di Gudang Bulog. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
“Kami sadar, bahwa keberhasilan menjaga ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga beras dan pangan pokok lainnya di seluruh daerah akan tercipta bila dilakukan secara bersama dengan dukungan seluruh pihak, serta dilakukan dengan perhitungan yang matang dari aspek hulu hingga hilir,” imbuh Buwas.
Aspek Komersial
Di luar penugasan pemerintah, tahun 2019 menjadi tahun pertarungan bagi Bulog untuk memperkuat sisi komersial. Langkah yang diambil di antaranya dengan meluncurkan 50 produk beras baru.
ADVERTISEMENT
Salah satu produk tersebut adalah Beras ber-Fortivikasi yang diperkaya dengan vitamin dan mineral yang terdiri dari vitamin A, vitamin B1, vitamin B3, vitamin B6, vitamin B9 (Asam Folat), vitamin B12, Zat Besi (Iron), dan Zink.
Beras ber-Fortivikasi ini adalah bentuk dukungan penuh Perum Bulog terhadap visi misi Presiden Jokowi untuk menciptakan SDM unggul melalui strategi percepatan pencegahan stunting (anak kerdil) dan program percepatan perbaikan gizi masyarakat.
Direktur Utama Bulog, Budi Waseso, maksimalkan pencapaian tugas pemerintah untuk Bulog di tahun 2019. Foto: Dok. Perum Bulog
Dalam aspek operasional, Perum Bulog telah melakukan digitalisasi pada setiap proses komersialnya dengan mendirikan e-commerce yaitu panganandotcom, yang bekerja sama dengan shopee dan i-store-i-send. Selain itu semua produk Bulog kini dapat dengan mudah didapat melaui  e-commerce lain seperti Tokopedia, Blanja.com, dan Ralalai.
ADVERTISEMENT
“Kemajuan teknologi digital harus dimanfaatkan sebagai opportunity yang bisa memberikan nilai tambah bagi konsumen kita, dengan adanya Panganandotcom, konsumen dapat membeli produk BULOG yang berkualitas dan harga terjangkau dan barang langsung diantar sampai rumah,” ujar Dirut Perum Bulog itu.
Sepanjang 2019, Perum Bulog juga telah membangun CAS (Control Atmosphere Storage), gudang modern kedelai, dan gudang modern beras. Pelaksanaan proyek tersebut dilakukan dengan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 2 triliun.
Pada 2020, Bulog rencananya akan membangun CDC (Corn Drying Center), serta MRMP (Modern Rice Milling Plan).