
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas, mengatakan sebagian pasokan beras yang disampaikan Kementan sebenarnya sudah kontrak dengan Bulog. Bahkan, Buwas mengungkap ada penggilingan yang tiba-tiba menaikkan harga.
"Di situ mereka penggilingan ditanya, kemarin kontrak harga Rp 10.200 sekarang mengapa Rp 11.000," kata Buwas saat Raker dengan Komisi IV DPR RI, Rabu (7/12).
Buwas mengatakan pihaknya akan menempuh secara hukum. Dalam pengecekan di lapangan, Bulog juga melibatkan Satgas Pangan, TNI, hingga Dinas Pertanian setempat.
Sedang memuat...
0 01 April 2020
S
Sedang memuat...
"Saya minta ini diselesaikan secara hukum, jangan pembohongan ini, pembohongan publik yang seenaknya saja, ini menyangkut masalah perut masyarakat Indonesia," tegas Buwas.

Buwas mengatakan, ada data penggilingan yang jumlah pasokan berasnya berbeda dengan data pada kontrak yang sudah dibuat Bulog. Tak cuma barangnya yang tak ada, harganya pun juga dinaikkan.
"Yang tadinya katanya ada 30 ribu ton, padahal orang ini kontrak sama kita adanya hanya 3 ribu ton. Tapi dalam data yang diberikan ke kita, dia punya 30 ribu ton. Kontrak sama kita itu harga Rp 10.200, begitu yang 30 ribu ton, dia mintanya Rp 11.000. Begitu dicek di lapangan barangnya tidak ada," kata Buwas.
Adapun dari 610.632 ton beras yang disampaikan Kementan ke Bulog, Buwas mengatakan pihaknya hanya mampu menyerap sebagian kecil saja. Bahkan bila ada tambahan di sisa akhir tahun ini, angkanya tidak signifikan.
"Jadi kalau saya bilang 600 ribu ton dari mana? Karena barangnya memang tidak ada. Sampai hari ini dengan kontrak kita tadi sampai Desember dengan para penggilingan datanya sama persis, itu hanya 166 ribu ton yang kita dapat. Mungkin akhir ini dapat tambahannya sedikit," pungkas Buwas.