Bupati Tanimbar Keberatan Hak Kelola Blok Masela Dibagi ke NTT

29 Oktober 2019 13:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pengeboran minyak dan gas Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengeboran minyak dan gas Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan Bupati Kepulauan Tanimbar Petrus Fatlolon di Hotel Santika Ambon pada Senin (28/10) malam. Sejumlah arahan terkait Proyek Lapangan Abadi di Blok Masela disampaikan Jokowi pada Petrus. Mulai dari persiapan lahan hingga sumber daya manusia (SDM) lokal untuk ikut langsung mengelola Blok Masela.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan ini, Petrus pun menyampaikan beberapa permintaan pada Jokowi. Pertama, agar jatah Participating Interest (PI) atau hak kelola Blok Masela untuk daerah hanya diberikan pada Maluku.
Pemerintah daerah memang memiliki hak untuk memperoleh PI sebesar 10 persen di blok migas yang berada dalam wilayahnya. Baru-baru ini, Nusa Tenggara Timur (NTT) juga meminta jatah PI Blok Masela. Petrus ingin seluruh jatah PI sebesar 10 persen itu hanya untuk Maluku, tak dibagi 2 dengan NTT.
"Saya sampaikan, masyarakat Kepulauan Tanimbar keberatan pembagian PI dengan provinsi lain," tegas Petrus saat dihubungi kumparan, Selasa (29/10).
Suasana di Pulau Masela. Foto: Soejono Eben Ezer Saragih/kumparan
Mendengar permintaan itu, Petrus menuturkan, Jokowi menganggukkan kepala dan berjanji mempertimbangkannya. "Tanggapan Pak Presiden, beliau memperhatikan, tersenyum dan mengangguk," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Petrus mengusulkan agar pemerintah pusat membantu pembangunan infrastruktur dasar di Kepulauan Tanimbar. Misalnya jalan raya, rumah sakit, hingga jaringan internet. Ini untuk memperlancar proyek Masela juga.
"Di sini infrastruktur dasar seperti internet masih sulit," ujarnya.
Lapangan Abadi memiliki cadangan gas terbukti sebesar 10,7 triliun kaki kubik (TCF). Ditargetkan produksi gas dimulai pada 2028. Blok Masela diproyeksikan akan memberi tambahan kontribusi produksi gas bumi sekitar ekuivalen 10,5 juta ton (mtpa) per tahun. Yakni sekitar 9.5 juta ton LNG per tahun dan 150 MMscfd Gas Pipa.