Butuh 140 Juta Ton Batu Bara di 2022, PLN Minta Konsesi Tambang

24 Mei 2018 9:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses dumping tambang batubara. (Foto: Sigid Kurniawan/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Proses dumping tambang batubara. (Foto: Sigid Kurniawan/Antara)
ADVERTISEMENT
PT PLN (Persero) tengah berupaya mengakuisisi tambang-tambang batu bara untuk mengamankan pasokan bahan bakar ke pembangkit listrik. Saat ini 57% listrik yang diproduksi PLN berasal dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), jaminan pasokan batu bara amat penting.
ADVERTISEMENT
Sekarang kebutuhan batu bara PLN sebesar 80 juta ton per tahun dan akan meningkat hingga 140 juta ton per tahun ketika program 35.000 Megawatt (MW) rampung di 2022.
Jika PLN tak menguasai hulu sampai hilir, mulai dari tambang batu bara sampai PLTU, bisa-bisa PLTU yang dioperasikan PLN kekurangan suplai batu bara. Karena itu, PLN meminta pemerintah memberikan konsesi tambang-tambang batu bara kepada anak usaha PLN, yakni PLN Batubara.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan, idealnya 40% pasokan batu bara berasal dari anak usaha. Maka di 2022, PLN Batubara diharapkan menguasai tambang-tambang batu bara dengan total produksi sekitar 50 juta ton per tahun.
"Kita sedang akan mengakuisisi beberapa tambang. Mimpi kami di 2022, PLN sudah pakai 120-140 juta ton batu bara, 40% suplai dari anak perusahaan. Pemerintah harus kasih kami konsesi supaya pasokan stabil," ujar Sofyan saat berbincang dengan media di Jakarta, Rabu (23/5).
ADVERTISEMENT
Ia mengungkapkan, saat ini pasokan batu bara dari PLN Batubara masih sangat minim, kurang dari 10% kebutuhan PLN.
Penguasaan sumber-sumber batu bara juga membuat PLN bisa mendapatkan bahan bakar dengan harga lebih efisien. Bila biaya bahan bakar turun, biaya pokok penyediaan (BPP) listrik pun lebih rendah, tarif listrik PLN ke masyarakat jadi lebih murah.
Dalam waktu dekat, Sofyan menambahkan, PLN akan mulai mengakuisisi tambang batu bara. "Mudah-mudahan bulan puasa ini kita dapat lokasi yang lumayan, (produksinya) 3-5 juta ton per tahun," tutupnya.