Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Butuh Modal Kerja, PT RNI Dapat Pinjaman Rp 1,1 Triliun dari Bank DKI
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Penyaluran pinjaman modal kerja ini diberikan dalam penandatangan perjanjian kredit yang dilakukan Direktur Keuangan Bank DKI Romy Wijayanto dan Direktur Keuangan RNI Thomas Hadinata. Rinciannya, Kredit Modal Kerja Revolving sebesar Rp 700 miliar dan penambahan fasilitas kredit sebesar Rp 400 miliar.
“Penyaluran kredit ini diperuntukkan sebagai tambahan modal kerja usaha perdagangan komoditas pangan dan juga mencakup agro industri, serta dapat dipergunakan untuk modal kerja anak perusahaan RNI," kata Direktur Keuangan Bank DKI, Romy Wijayanto, dalam keterangan tertulis, Kamis (23/12).
Romy menjelaskan, RNI akan menjadi holding BUMN Pangan. Karena itu, dukungan modal kerja diharapkan perseroan menjadi salah satu BUMN yang diandalkan dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional dan menjaga kestabilan harga produk komoditi pangan yang diproduksi atau diperdagangkan oleh RNI.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Bank DKI juga telah menyalurkan kredit kepada RNI dan anak perusahaannya, yang di antaranya adalah kerja sama pemanfaatan produk dan layanan perbankan melalui payroll dan Kredit Multi Guna dengan Pabrik Gula (PG) Rajawali I pada tahun 2021 dan penyaluran Kredit Modal Kerja kepada Pabrik Gula (PG) Rajawali 1 sebesar Rp 300 miliar pada 2021.
Pada 2019, Bank DKI juga menyalurkan Kredit Modal Kerja sebesar Rp 150 miliar kepada PT Rajawali Nusindo dan masih berlangsung hingga saat ini.
“Penyaluran kredit Bank DKI kepada Rajawali Nusantara Indonesia merupakan upaya kolaborasi antara BUMN dan BUMD dalam mendukung ketahanan pangan nasional, serta dalam mendukung persiapan RNI sebagai induk holding BUMN Pangan,” kata Romy.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan kumparan, RNI dalam proses penyelesaian pembentukan holding BUMN pangan. Perseroan akan menjadi induk, membawahi sejumlah perusahaan negara di bidang pangan.
BUMN yang ada di bawah holding ini adalah PT Sang Hyang Seri (Persero), PT Pertani (Persero), PT Perikanan Nusantara (Persero) atau Perinus, PT Perikanan Indonesia (Persero) atau Perindo. Ada juga PT Berdikari (Persero), PT Garam Indonesia (Persero), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (persero) atau PPI, dan PT BGR Logistics (Persero).
Dalam proses pembentukan holding ini, Menteri BUMN Erick Thohir juga melakukan merger beberapa perusahaan seperti penggabungan PT Perinus ke dalam PT Perindo dan PT BGR Logistics ke PT PPI.