Butuh Rp 980 Triliun di Blok Rokan, Pertamina Dapat Duit dari Mana?

1 Agustus 2018 21:29 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pompa angguk di sumur minyak. (Foto: instagram @daririsang)
zoom-in-whitePerbesar
Pompa angguk di sumur minyak. (Foto: instagram @daririsang)
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) membutuhkan dana sebesar USD 70 miliar atau sekitar Rp 980 triliun (kurs Rp 14.000) untuk mengoperasikan Blok Rokan selama 20 tahun dari 2021 hingga 2041 mendatang. Untuk memperoleh biaya investasi tersebut, Pertamina mengumpulkannya dari berbagai sumber pendanaan.
ADVERTISEMENT
Plt Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, pencarian dana bisa dilakukan dengan berbagai cara. Selain mencari partner strategis untuk mengelola Blok Rokan, Pertamina juga berencana mencari utang hingga sekuritisasi aset.
“Mungkin ada banyak (cara). Ada bond, ada sekuritasisasi aset, mitra, pinjaman, banyak lah skema itu. Bisa semuanya investasi dari segala macam, selain dari ekuitas sendiri,” kata Nicke saat ditemui di Wisma Antara, Jakarta, Rabu (1/8).
Pertamina sendiri telah menyodorkan penawaran yang cukup besar ke pemerintah untuk merebut Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia. Misalnya untuk membayar signature bonus ke pemerintah, Pertamina merogoh kocek sebesar USD 784 juta.
Dengan pembayaran signature bonus dari kas internal sendiri, kata Nicke, itu menunjukan bahwa keuangan perusahaan saat ini dalam kondisi sehat.
ADVERTISEMENT
“Dengan kita memberikan komitmen pembayaran bonus Blok Rokan USD 784 juta, ini semuanya dari dalam Pertamina sendiri. Sebetulnya ini sudah jelas bahwa keuangan Pertamina masih sangat kuat,” tegasnya.
Blok Rokan yang memiliki luas wilayah 6.264 km2 sekarang masih mampu menghasilkan minyak hingga 210.000 barel per hari (BOPD) atau kedua terbesar setelah Blok Cepu, lebih dari seperempat dari total produksi minyak nasional saat ini.