Buwas Beberkan Kejanggalan Keputusan Rencana Impor 1 Juta Ton Beras

17 Maret 2021 8:51 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirut Perum Bulog Budi Waseso. Foto: BULOG
zoom-in-whitePerbesar
Dirut Perum Bulog Budi Waseso. Foto: BULOG
ADVERTISEMENT
Keputusan impor satu juta ton beras pada tahun ini terus mendapat sorotan karena produksi beras yang diprediksi surplus dan terjadinya musim panen.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso tak mau diam melihat keputusan kontroversial pemerintah ini. Ia mengungkapkan penugasan impor beras tahun ini merupakan instruksi secara mendadak dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.
“Sehingga saat rakortas saat itu enggak diputuskan untuk impor. Hanya kebijakan dari Pak Menko (Perekonomian) dengan Mendag itu yang pada akhirnya kita dikasih penugasan tiba-tiba untuk laksanakan impor,” katanya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Badan Legislasi DPR secara virtual, Selasa (16/3).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, potensi produksi padi atau gabah kering giling (GKG) di Januari-April 2021 sebesar 25,37 juta ton. Angka ini meningkat 26,88 persen dari produksi di Januari-April 2020 yang sebenar 19,99 juta ton dan meningkat 6,70 persen dari produksi padi Januari-April 2019 yang sebesar 23,78 juta ton.
Pekerja menata beras bantuan sosial sebelum didistribusikan ke masyarakat di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Kediri, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (19/9/2020). Foto: Prasetia Fauzani/ANTARA FOTO
Pria yang akrab dipanggil Buwas ini mengatakan, terdapat stok beras impor sisa tahun 2018 yang turun mutu. Beras yang turun mutu tersebut sebanyak 106.642 ton.
ADVERTISEMENT
Pada saat itu, realisasi impor beras tahun 2018 sebesar 1.785.450 ton.Secara rinci Bulog telah menyalurkan 321.320 ton pada tahun 2018, lalu 529.110 tahun berikutnya, dan 617.574 ton pada tahun 2020. Pada tahun ini rencana realisasi beras impor tahun 2018 sebanyak 41.635 ton.
“Nah sedangkan kalau boleh disampaikan bahwa eks impor 2018 itu masih bermasalah. sisanya,” tegas Buwas.
Buwas menambahkan, dalam rakortas yang dipimpin Airlangga tersebut hanya membahas mengenai kemungkinan kelangkaan dan prediksi cuaca.
“Enggak ada. jadi saat itu hanya membahas kemungkinan dan cuaca prediksi kelangkaan, sehingga waktu itu perlu kita impor sebagai buffer stok atau iron stock,” katanya.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.