Buwas Gandeng KPK Usut Kejahatan Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai

20 September 2019 13:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Bulog, Budi Waseso. Foto: Faiz Zulfikar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Bulog, Budi Waseso. Foto: Faiz Zulfikar/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, sebelumnya mengancam akan mengungkap kejahatan-kejahatan dalam proses penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
ADVERTISEMENT
Buwas mengatakan, pihaknya akan menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengusut tuntas. Sebab, menurutnya, kasus penipuan ini bernilai tinggi.
“Ini proyeknya besar, uangnya juga besar, karena itu di UU KPK kan ada menyebut nilai di atas Rp 1 miliar ke atas harus ditangani KPK. Kita akan bekerja sama dengan KPK supaya dapat sampai induknya,” katanya saat ditemui di Kantor Pusat Bulog, Jakarta, Jumat (20/9).
Lebih lanjut, dia menyebut telah menemukan sebanyak 32 kasus kejahatan dalam penyaluran BPNT. Kebanyakan dari kasus itu merupakan penipuan kualitas beras.
Bahkan, Buwas mengungkap ada penjualan karung-karung khusus kemasan beras dengan berbagai merek terkenal, salah satunya Bulog. Lalu, nanti kemasan tersebut diisi dengan beras berkualitas rendah.
ADVERTISEMENT
“Saya bocorkan sedikit bahwa ada penjualan karung-karung kemasan yang sama dengan merek-merek termasuk merek Bulog, terus diisi beras semaunya. Jadi itu kan memfitnah Bulog,” katanya.
Pekerja memanggul karung beras Bulog di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Akibatnya, banyak yang berasumsi bahwa produk beras Bulog jelek, berkutu, dan bau. Padahal, menurutnya hal ini tidak benar.
Selain merugikan Bulog, kejadian ini juga membuat banyak masyarakat penerima BPNT dirugikan. Dari perhitungan Buwas, rata-rata setiap penerima merugi sebesar Rp 30.000 dari jumlah BPNT yang diterima.
“Dia dirugikan dengan cara di antaranya penipuan kualitas. Berarti kan harganya tidak sesuai itu. Belum lagi ada cara-cara lain yang besok akan saya paparkan lengkap modusnya,” tambahnya.
Buwas pun mengaku sudah menaruh curiga sejak dia meminta sebagai penyalur tunggal beras ke BPNT. Sebagai mantan Kabareskrim Polri, hal ini sesuatu yang aneh. Karena itu, dia memutuskan untuk mengusut tuntas kasus ini.
ADVERTISEMENT
“Awalnya dulu kan terus ribut gara-gara saya minta Bulog jadi suplier tunggal. Dari kacamata Kepolisian, setiap ada penolakan pasti ada sesuatu. Itu lah yang sedang saya dalami sesuatunya ini apa,” tutupnya.