Buwas: Gudang Bulog Sudah Penuh, Beras Impor Mau Ditaruh di Mana?

30 Mei 2018 16:33 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirut Bulog, Budi Waseso. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dirut Bulog, Budi Waseso. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Perdebatan izin impor beras yang sudah diterbitkan Kementerian Perdagangan masih terus terjadi. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso tetap menegaskan tidak akan mengimpor beras.
ADVERTISEMENT
Menurut Buwas, begitu Budi Waseso biasa disapa, dengan terbitnya Surat Persetujuan Impor (SPI) dari Kemendag bukan berarti Bulog harus melaksanakan impor beras.
"Nanti ditaruh di mana? Gudang saya sudah penuh. Yang penting kan stok masih ada dan harga stabil terjamin, ya sudah. Bisa saja kalau toh barang sudah ada, ya disimpan di sana, titip, baru dikirim dari sana kalau butuh. Kalau itu sudah terjadi (impor). Ini belum direalisasi," kata Buwas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/5).
Pekerja Mengangkut Beras Impor dari Thailand (Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja Mengangkut Beras Impor dari Thailand (Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq)
Menurut Buwas, saat ini impor tahap dua yang izinnya baru diterbitkan Kemendag masih belum terealisasi. Apalagi penyerapan Bulog setiap hari selalu banyak, rata-rata 11.000-15.000 ton. Dia mengklaim posisi stok beras Bulog saat ini mencapai 1,48 juta ton.
ADVERTISEMENT
"Kalau saya bilang, sudah ada perintah untuk impor, tapi saya belum perlu, ya tidak dipakai. Buat apa? Itu kan boleh dilaksanakan, boleh tidak. Wewenang Bulog kan kami yang baca. Yang penting ketersediaan stok dan stabil harga. Kalau impor juga kan bikin petani resah," katanya.
Ditanya bagaimana persiapan operasi pasar menjelang lebaran, Buwas mengatakan pihaknya akan mendistribusikan beras ke titik-titik yang bergejolak untuk stabilisasi harga.
Dia mengakui ada beberapa wilayah yang rentan dan beberapa wilayah yang menahan stok. Dia mengaku tidak akan terus melakukan banyak operasi pasar, tapi melakukan langkah efektif untuk menurunkan harga.
"Saya tidak mau terus banyak operasi, kita sekarang efektivitas, kita lihat harga paling tinggi di daerah mana, baru kita turun. Jadi semuanya. Gak efektif dong, nanti beras kita disedot sama pihak ketiga," ujarnya.
ADVERTISEMENT