Buwas: Panen dan Produksi Gabah Bulan Mei Nanti Terendah dalam 2 Tahun

20 April 2020 15:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Bulog, Budi Waseso menunjukkan beras di gudang Bulog Kanwil DKI dan Banten, di Kelapa Gading, Kamis (27/2/2020). Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Bulog, Budi Waseso menunjukkan beras di gudang Bulog Kanwil DKI dan Banten, di Kelapa Gading, Kamis (27/2/2020). Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Jadwal puncak panen gabah tahun ini mundur sebulan dari biasanya bulan Maret ke April. Waktu panen ini lebih lambat dibandingkan 2019 dan 2018.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, bukan hanya jadwalnya saja yang mundur, luas panen dan produksi gabah kering giling pada Januari-Mei tahun ini juga merupakan yang paling rendah dibandingkan dua tahun sebelumnya.
"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, puncaknya April atau mundur sebulan dibandingkan 2019-2018. Di sisi lain, luas panen dan produksi gabah giling Mei 2020 merupakan yang terendah dibandingkan 2 tahun lalu," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI yang digelar secara virtual, Senin (20/4).
Dalam data yang dipaparkan Budi Waseso, produksi gabah kering giling selama Januari-Mei diperkirakan hanya 25,557 juta ton. Produksi ini lebih rendah dibandingkan 2019 dan 2019.
Pada Januari-Mei 2019, produksi gabah kering giling mencapai 28,143 juta ton. Sedangkan pada 2018 periode yang sama, produksinya mencapai 29,822 juta ton.
Petani memanen padi di Desa Cilangkap, Lebak, Banten. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Karena ada kemunduran jadwal puncak panen, produksi gabah kering giling pada Juni hingga Desember 2020 diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan 2018 dan 2019.
ADVERTISEMENT
Jika ditotal, prakiraan produksi gabah kering giling sepanjang 2020 akan mencapai 66,5 juta ton atau moderat di angka 61,7 juta ton. Sedangkan pada 2019, produksinya hanya 54,6 juta ton dan 2018 sekitar 56,7 juta ton.
Untuk perkiraan stok beras nasional per 1 April 2020 mencapai 3,4 juta ton. Ketahanan stok beras nasional tersebut dapat memenuhi konsumsi nasional sepanjang 1,95 bulan ke depan atau 21,20 bulan ke depan untuk konsumsi penduduk miskin.
Sedangkan stok beras Bulog per 17 April mencapai 1,48 juta ton dengan daya tahan pemenuhan konsumsi nasional sepanjang 0,85 bulan ke depan atau 9,19 bulan ke depan untuk konsumsi penduduk miskin.
"Menghadapi situasi sulit, posisi stok beras masih sangat mencukupi per 17 April 2020 masih 1,4 juta ton beras yang tersebar di seluruh Indonesi. Stok tersebut terdiri atas stok beras CBP (Cadangan Beras Pemerintah) 1,35 juta ton dan beras komersial 56 ribu ton," kata Buwas.
ADVERTISEMENT