Buwas Tegaskan Produksi Beras Cukup, Tak Perlu Impor

25 Maret 2021 19:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Ketapang II, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (22/3). Foto: Budi Candra Setya/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Ketapang II, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (22/3). Foto: Budi Candra Setya/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, optimistis produksi beras dalam negeri mencukupi kebutuhan nasional sehingga tidak diperlukan impor. Ia menegaskan, proses penyerapan gabah masih terus berlangsung bahkan diproyeksikan mencapai stok 1 juta ton beras.
ADVERTISEMENT
"Tiga tahun saya jadi dirut, tidak ada impor oleh Bulog khususnya beras. Kami buktikan produksi dalam negeri cukup, bahkan beras sisa impor 2018 yang jadi masalah," kata Budi dalam webinar PDIP impor beras adu nasib petani vs pemburu rente, Kamis (25/3).
Budi mengatakan, hingga saat ini Bulog telah melakukan penyerapan gabah setara beras hingga sebanyak 902 ribu ton untuk cadangan beras pemerintah. Menurutnya, jumlah itu sudah meningkat dari volume sebelumnya sebanyak 800 ribu ton. Adapun total stok beras Bulog dari CBP dan beras komersial sebanyak 923 ribu ton.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dalam peluncuran produk baru berupa beras singkong dengan merek Besita atau singkatan dari Beras Singkong Petani di Jenderal Coffee Nusantara, Bandung, Selasa (15/12). Foto: Perum Bluog
Ia menegaskan, Bulog percaya kepada data-data terakhir yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Pertanian (Kementan) di mana produksi tahun ini akan mengalami kenaikan dari tahun lalu.
ADVERTISEMENT
"Kita harus percaya itu, kalau tidak percaya, harus percaya sama siapa karena itu negara. Dan sampai sekarang kita buktikan beras stabil," katanya.
Lebih lanjut, Buwas menegaskan, telah membuktikan langsung data-data yang dirilis terkait perberasan. Menurutnya, hingga saat ini panen raya memang terjadi dan tengah terjadi peningkatan produksi.
Namun, ia mengatakan hasil panen padi kali ini memang tengah di bawah standar kualitas lantaran tingginya kadar air. Hal itu membuat Bulog tidak dapat leluasa dalam menyerap gabah. Budi mengatakan, persoalan itu seharusnya diintervensi langsung oleh pemerintah dengan menyiapkan mesing-mesin pengering di lumbung padi demi membantu petani
Sebelumnya, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi, menegaskan, penurunan harga gabah di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Berdasarkan regulasi, HPP Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp 4.200 per kg. Suwandi mengatakan, wilayah kecamatan yang mengalami penurunan harga hingga di bawah HPP terus bertambah.
ADVERTISEMENT
"Ini kami pantau melalui petugas di lapangan yang dilapor ke Jakarta, betul harga turun hingga di bawah HPP (harga pembelian pemerintah)," kata Suwandi dalam webinar PDIP impor beras adu nasib petani vs pemburu rente, Kamis (25/3).
Suwandi mengatakan, pada 13 Maret 2021 ada 310 kecamatan di 85 kabupaten mengalami penurunan harga gabah hingga di bawah HPP. Kemudian pada 22 Maret 2021, bertambah menjadi 501 kecamatan di 85 kabupaten.
"Terakhir, kemarin tanggal 24 Maret 2021 ada 459 kecamatan di 85 kabupaten yang turun harga gabahnya. Ini kita pantau terus," ujarnya.