Buwas Ungkap Persoalan Cadangan Beras Pemerintah yang Bikin Bulog Rugi

18 Oktober 2021 16:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirut Perum Bulog Budi Waseso. Foto: BULOG
zoom-in-whitePerbesar
Dirut Perum Bulog Budi Waseso. Foto: BULOG
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso alias Buwas, menegaskan bahwa pihaknya berupaya mengelola Cadangan Beras Pemerintah (CBP) secara maksimal. Apalagi, keberadaan CBP berdampak positif juga ke pasar.
ADVERTISEMENT
“Hanya persoalannya sekarang kan memang belum ada regulasi yang jelas untuk pengolahan CBP ini,” kata Buwas saat acara yang digelar Ombudsman secara virtual, Senin (18/10).
Buwas mengungkapkan, dari hasil Rakortas tahun 2018 Bulog diwajibkan menyediakan beras CBP mencapai 1 juta ton sampai 1,5 juta ton. Menurutnya, salah satu persoalan yang dihadapi adalah pembiayaan dari utang dan bunga komersial untuk pengadaan CBP.
“Kalau dilihat dari situ potensi Bulog merugi itu pasti. Kenapa? Ya kita uangnya pinjam, bunga komersial itu berjalan terus. Sudah kita tagihkan setahun, bahkan setahun lebih belum terbayarkan, bunganya tanggung jawab Bulog. Jadi memang kalau penugasan ya inilah,” ujar Buwas.
Dirut Perum Bulog Budi Waseso. Foto: BULOG
Masalah tersebut ditambah dengan penggunaan CBP yang tidak jelas. Salah satu penyebabnya karena Bulog tidak lagi menyalurkan Bansos.
ADVERTISEMENT
“Nah dalam perjalanannya bahwa penggunaan CBP ini makin tidak jelas karena programnya sudah beralih yang tadinya bansos rastra sudah enggak ada, kalau BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) kan semua sekarang di Kemensos. Jadi ini yang jadi permasalahan,” terang Buwas.
Buwas mengakui CBP memang milik pemerintah. Namun, ia menjelaskan dalam penggunaannya Bulog tidak serta merta bisa menyalurkan kalau tidak ada program, kecuali dalam operasi pasar.
Pekerja menata karung berisi beras saat proses pembongkaran di gudang Perum Bulog Meulaboh, Aceh Barat, Aceh. Foto: Syifa Yulinnas/ANTARA FOTO
Selain itu, Buwas mengatakan stok CBP harus dirawat kualitasnya. Perawatan tersebut membutuhkan dana yang tidak sedikit. Untuk itu, ia terus berupaya menyelesaikan persoalan tersebut.
“Kami juga tidak mau beras ini justru kecenderungannya turun mutu, kualitasnya rendah, tidak bisa disalurkan bahkan kalau disalurkan mencederai konsumen. Kita tugasnya harus memberikan kualitas beras yang bagus, harga murah, tentunya ya jangan sampai masyarakat kecewa dengan harga tinggi, dengan kualitas beras yang rendah,” ungkap Buwas.
ADVERTISEMENT