news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cadangan Devisa RI USD 145,9 M, Setara 8 Bulan Impor dan Bayar Utang Luar Negeri

16 Desember 2021 16:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam High Level Seminar "Recover Together Recover Stronger", rangkaian kick off Presidensi G20 di Indonesia. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam High Level Seminar "Recover Together Recover Stronger", rangkaian kick off Presidensi G20 di Indonesia. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) mencatat kenaikan cadangan devisa Indonesia hingga akhir November 2021. Cadangan devisa Indonesia kini sebesar USD 145,9 miliar.
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan nilai itu setara dengan 8,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
"Posisi cadangan devisa Indonesia akhir November 2021 meningkat, yakni 145,9 miliar dolar AS, setara pembiayaan 8,3 bulan impor atau 8,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," ujar Perry dalam konferensi pers virtual, Kamis (16/12).
Sementara neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diperkirakan tetap baik. Kinerja transaksi berjalan pada triwulan IV 2021 diperkirakan membaik didorong oleh surplus neraca barang yang berlanjut.
"Neraca perdagangan November 2021 mencatat surplus sebesar USD 3,5 miliar, didukung oleh kinerja ekspor komoditas utama, seperti batu bara, besi dan baja, dan kimia organik," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, terdapat penyesuaian aliran modal asing di pasar keuangan domestik,. Ini tercermin dari investasi portofolio yang mencatat net out flow sebesar USD 2,3 miliar pada periode Oktober hingga 14 Desember 2021.

Nilai Tukar Rupiah dan Inflasi

BI menyebut, nilai tukar Rupiah terjaga didukung oleh ketahanan sektor eksternal Indonesia dan langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia, di tengah ketidakpastian di pasar keuangan global yang meningkat. Nilai tukar Rupiah pada 15 Desember 2021 melemah terbatas 0,07 persen secara point to point dan 0,70 persen secara rerata dibandingkan dengan level November 2021.
"Rupiah sampai dengan 15 Desember 2021 mencatat depresiasi sekitar 1,97 persen (year to date/ytd) dibandingkan dengan level akhir 2020," ujarnya.
Ilustrasi uang dolar. Foto: Aditia Noviansyah
Depresiasi rupiah, kata dia, lebih rendah dibandingkan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya. Misalnya India 3,93 persen, Filipina 4,51 persen, dan Malaysia 4,94 persen.
ADVERTISEMENT
Sedangkan inflasi tetap rendah dan mendukung stabilitas perekonomian. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2021 tercatat inflasi 0,37 persen (month to month/mtm). Sehingga inflasi IHK sampai November 2021 mencapai 1,30 persen (ytd).
Secara tahunan, inflasi IHK tercatat 1,75 persen(year on year/yoy), meningkat dari inflasi Oktober 2021 sebesar 1,66 persen (yoy). Inflasi inti tetap rendah sebesar 1,44 persen (yoy) di tengah permintaan domestik yang mulai meningkat, didukung oleh pasokan yang terkendali, nilai tukar yang stabil, dan ekspektasi inflasi yang terjaga.
"Inflasi diperkirakan berada di bawah batas bawah kisaran sasarannya 3,0±1 persen pada 2021 dan terjaga dalam kisaran sasaran 3,0±1 persen pada 2022," tutupnya.