Cara Mentan Amran Redam Dampak El Nino: Pompanisasi hingga Siapkan Bendungan

27 Februari 2024 15:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman di Kantor Kementan pada Selasa (27/2/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman di Kantor Kementan pada Selasa (27/2/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menuturkan Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan berbagai strategi untuk menghadapi dampak El Nino di tahun ini.
ADVERTISEMENT
Amran mengungkapkan El Nino pada tahun lalu membuat terjadi bencana kekeringan yang beribas ke hilangnya 20 persen hingga 30 persen lahan tanam padi.
Program Kementan untuk mengantisipasi El Nino meliputi pompanisasi sungai-sungai besar juga menyiapkan bendungan besar. Sehingga dapat mengamankan cadangan beras bakal kebutuhan masyarakat Indonesia usai Ramadan.
“Yang terakhir produksi kita untuk bulan Maret, April, Mei, Juni Insyaallah aman, sekarang sudah mulai musim panen, hanya saja kita harus persiapkan lagi di Juni Juli, Agustus, September dan Oktober,” kata Amran di Kantor Kementan, Jakarta pada Selasa (26/2).

Pompanisasi Sungai Besar

Amran menjelaskan program pompanisasi yang digarap bersama dengan Universitas Pertahanan (Unhan) akan mengairi 1 juta hektare 10 lumbung pangan Indonesia. Lahan seluas 1 juta hektare tersebut terdiri dari 500.000 hektare di Pulau Jawa dan 500.000 hektare di Lampung, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.
ADVERTISEMENT
Untuk memenuhi target tersebut, Kementan menggandeng TNI, Kementerian PUPR, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Universitas Pertahanan (Unhan) untuk mempersiapkan bendungan dan struktur irigasi pertanian.
Amran menilai cara kerja program ini adalah dengan menarik air dengan mesin pompa, lalu dialirkan melalui sistem terbuka dari satu sawah ke sawah lainnya.
“Nah ini sudah diuji di Gunung Kidul dan berhasil mengairi 1.000 hektare dengan biaya Rp 14 miliar total, ini kita akan manfaatkan di tempat lahan kering lainnya,” jelas Amran.

Siapkan Bendungan untuk Mengairi Lahan Pertanian

Selain pompanisasi, Amran menuturkan Kementan telah menjalin kerja sama dengan Kementerian PUPR untuk menyiapkan bendungan-bendungan yang digunakan mengairi lahan pertanian. Ia berharap program ini dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP) lahan.
ADVERTISEMENT
“Ada bendungan yang dibangun akan mengairi 200.000 hektare (lahan) yang sudah eksisting. IP-nya 120, bisa menjadi 240, dua kali lipat,” kata Amran.
Senada dengan Amran, Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Bob Arthur menuturkan untuk mengoptimalisasi pertanian, maka perlu memanfaatkan cadangan air yang tersimpan di bendungan.
“Kurang lebih 42 bendungan dan sudah bisa menjalankan fungsinya, yang perlu kita kejar di sini adalah irigasi eksisting yang sudah ada,” kata Bob di Kantor Kementan, Jakarta pada Selasa (26/2).
Bob mencontohkan bendungan Lolak di Sulawesi Utara yang tersambung pada irigasi dan mengairi 900 hektare lahan.
“Nah dari sebelum ada bendungan dia hanya menanam 120 persen, dengan kita memberikan suplai air dari bendungan, maka dia dalam satu tahun bisa 250 persen indeks penanamannya,” tutur Bob.
ADVERTISEMENT