Cegah Penyebaran Corona, Kemenhub Rekomendasikan DKI Tutup Akses Bus

30 Maret 2020 9:30 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah penumpang menaiki bus Transjakarta di Jakarta, Selasa (17/3). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah penumpang menaiki bus Transjakarta di Jakarta, Selasa (17/3). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
ADVERTISEMENT
Penyebaran virus corona semakin meluas ke berbagai wilayah di Indonesia. Salah satu dugaan cepatnya penyebaran virus tersebut karena banyaknya masyarakat yang memilih mudik dari Jakarta ke kampung halamannya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati mengakui, banyak masyarakat mudik menggunakan bus antarkota atau antar provinsi. Meski tidak membeberkan jumlahnya, Adita memastikan kondisi itu berisiko menyebarkan virus corona.
“Hal ini dikhawatirkan dapat memperluas penyebaran virus COVID-19 dari DKI Jakarta yang merupakan zona merah ke luar DKI Jakarta khususnya Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur,” kata Adita berdasarkan keterangan tertulisnya, Senin (30/3).
Calon penumpang bersiap menaiki bus Antar Kota Antar Provinsi di Terminal Pulo Gebang, Jakarta, Minggu (29/3/2020) Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Melihat kondisi tersebut, Kemenhub tidak ingin tinggal diam saja. Adita mengungkapkan, pihaknya telah membuat sebuah keputusan dengan merekomendasikan kepada Pemprov DKI agar menutup sementara akses keluar masuk bus dari dan ke Jakarta.
“Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perhubungan Darat dan BPTJ memberikan rekomendasi kepada Dinas Perhubungan DKI untuk menutup akses bus AKAP dari dan menuju DKI Jakarta untuk mencegah makin banyaknya anggota masyarakat yang terinfeksi virus COVID-19,” ungkap Adita.
ADVERTISEMENT
Adita mengakui, sudah banyak kepala daerah yang menginginkan para perantau yang saat ini di Jakarta agar tidak pulang kampung. Sehingga, langkah yang diambil Kemenhub juga sesuai dengan keinginan kepala daerah.
“Hal ini juga sebagai tindak lanjut terhadap banyaknya permintaan kepala daerah agar bus dari Jakarta tidak datang lagi ke wilayah mereka,” ujar Adita.