CEO Jouska Dipanggil Bareskrim Polri

1 September 2020 14:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Jouska, Aakar Abyasa.
 Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
CEO Jouska, Aakar Abyasa. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
CEO Jouska, Aakar Abyasa Fidzuno, mengakui dirinya telah dipanggil oleh Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia (Bareskrim Polri) dalam kasus dugaan kerugian investasi para kliennya. Aakar dipanggil kepolisian pada 19 Agustus 2020 lalu.
ADVERTISEMENT
Tapi, Aakar tidak menjelaskan apa saja keterangan yang diminta oleh kepolisian. Dia mengaku panggilan ini merupakan yang pertama yang ditunjukkan kepada dirinya sebagai petinggi Jouska.
"Untuk update penyelidikan Bareskrim, saya sebatas diminta keterangan. Panggilan pertama saya hadir dua minggu lalu. Informasi umum saja dari Bareskrim," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (1/9).
Selain panggilan Bareskrim, lembaga lain yang memanggil Jouska terkait skandal di industri keuangan adalah Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi atau SWI yang berada di bawah Otoritas Jasa Keuangan. SWI memanggil Jouska pada 24 Juli 2020 saat kasus ini muncul ke publik.
CEO Jouska, Aakar Abyasa. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Selain kedua lembaga tersebut, menurut Aakar, belum ada pemanggilan lain, termasuk Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Berdasarkan informasi yang beredar, dana investasi Jouska terindikasi kasus pencucian uang.
ADVERTISEMENT
"Sampai detik ini kami belum dapat undangan resmi dari PPATK. Jouska secara badan terdaftar di bawah PPATK, setiap tahun rutin ikut seminar dan kegiatan Anti Money Laundry. Tapi kami panggilan resmi belum ada," kata dia.
Jouska mengklaim bahwa dalam bisnis perencanaan keuangan yang dijalankannya, tidak ada proses transaksi apa pun dari klien ke Jouska. Menurut dia, imbalan yang dibayarkan klien adalah jasa konsultan, bukan transaksi pembeli saham seperti yang ramai dikeluhkan di luar.
"Jadi, pure hanya fee adviser dan revenue Jouska lain dari event edukasi. Biasanya ketika kontrak dengan klien itu klien menyatakan dana tidak didapatkan dari hasil kejahatan," ujarnya.