Cerita Dahlan Iskan Pernah Tak Setuju Dominasi BUMN

18 Mei 2020 15:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gedung Kementerian BUMN. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gedung Kementerian BUMN. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan kembali berbicara mengenai kementerian yang sempat dipimpinnya pada kurun waktu 2011-2014. Ia mengatakan selepas menjadi menteri, tidak pernah berbicara apa pun tentang BUMN.
ADVERTISEMENT
Dahlan khawatir ada pihak yang menganggapnya terlalu mencampuri urusan BUMN. Ia mengaku saat ini mau berbicara terkait BUMN karena undangan LP3ES.
"Selama 6 tahun terakhir saya tidak pernah bicara apa pun tentang BUMN, dikejar wartawan ke manapun saya tidak pernah mau berkomentar," kata Dahlan saat diskusi secara virtual, Senin (18/5).
Dalam kesempatan ini, Dahlan mengungkapkan pengalamannya saat awal menjadi Menteri BUMN. Ia merasa Presiden SBY kurang tepat memilihnya menjadi menteri.
"Sebetulnya presiden salah mengangkat saya menjadi Menteri BUMN, karena pada dasarnya saya kurang setuju BUMN itu terlalu dominan. Kan negara itu didirikan untuk mensejahterakan rakyat bukan untuk berbisnis," ujar Dahlan.
Dahlan saat itu menganggap BUMN berbisnis seolah negara hadir untuk menyaingi rakyat. Apalagi, kata dia, negara bertugas memikirkan kesejahteraan rakyatnya.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, Dahlan memutuskan mau menjadi Menteri BUMN. Ia mempunyai tujuan perusahaan pelat merah harus bisa dinikmati masyarakat.
“Saya punya misi bahwa pada akhirnya BUMN ini menjadi perusahaan go public agar dimiliki oleh rakyat, tapi tidak bisa go public begitu saja, harus diperbaiki dulu, performance-nya harus lebih baik, semuanya harus lebih baik, ujarnya.
Dahlan Iskan Foto: Umarul Faruq/antara
Meski tidak setuju dominasi perusahaan pelat merah, Dahlan merasa BUMN juga berperan besar, khususnya dalam menjaga keuangan negara. Ia mencontohkan saat adanya krisis tahun 2008.
"Pada tahun 2008 ketika terjadi krisis perbankan dan moneter itu, ternyata saya harus bersyukur. Seandainya bank-bank besar di Indonesia tidak dimiliki BUMN, mungkin semua bank di Indonesia sekarang sudah menjadi milik asing," katanya.
ADVERTISEMENT
"Ada baiknya juga memang ada BUMN. Cuma menurut saya tetap harus selektif mana yang BUMN harus turun tangan, bidang apa yang harus menyerahkan itu ke swasta," tambahnya.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
*****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!