Cerita I Komang Ribek, Petani Bali yang Diberdayakan BRI

2 Oktober 2023 18:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salak Bali I Komang Ribek yang jadi binaan BRI. Dok BRI
zoom-in-whitePerbesar
Salak Bali I Komang Ribek yang jadi binaan BRI. Dok BRI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
I Komang Ribek puluhan tahun jadi petani buah-buahan di Bali. Asalnya dari Banjar Pasut, Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali.
ADVERTISEMENT
Dia bercerita sudah sejak lama dirinya berprofesi sebagai buah layaknya kebanyakan warga di Jembrana. Macam-macam buah yang dihasilkan dari daerahnya seperti salak, manggis, pisang hingga durian. Komang mengenang, pada 2010 dia berusaha menghimpun petani buah di daerahnya untuk membentuk kelompok usaha tani.
Usahanya makin maju setelah menjadi Kelompok Usaha Binaan BRI. Meski belum lama dibina BRI, pihaknya sudah merasakan manfaat program dari BRI tersebut. Pemasaran jadi lebih mudah sehingga meminimalisir buah yang rusak.
Salak dari Klaster Salak Bali Wana Sari pun sudah masuk Localoka, yaitu platform digital untuk membantu memasarkan produk UMKM. Dengan demikian, menurutnya, salak dari kelompok usaha binaan tersebut pasarnya semakin luas.
“Dan harganya pun stabil, ada standarnya. Ini salah satu yang sangat membantu kami para petani salak. Omzet kami naik 80 persen-90 persen juga” ujarnya, Senin (2/10).
ADVERTISEMENT
Dia pun berharap kerja sama dengan BRI terus berlanjut. Menurutnya, sudah sejak lama petani buah di daerahnya menjadi nasabah Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI. Dengan menjadi Klaster Usaha Binaan, harapannya BRI dapat terus memberikan pendampingan dan program pemberdayaan yang membuat para petani dan produknya menjadi memiliki nilai tambah. Mengingat dia dan petani di kelompoknya bercita-cita dapat memproduksi makanan ringan berbahan dasar buah dengan pembinaan BRI.
“Keinginan saya masuk klaster ini ke depan biar bisa mengolah jadi bahan makanan. Jadi bernilai tambah. Kami sudah coba buat dodol dan keripik salak. Tapi ada keterbatasan modal dan alat pertanian juga,” lanjut Komang.
Dia pun berharap BRI terus melakukan pendampingan, memberikan pelatihan pemasaran, hingga proses packaging, dan bantuan alat produksi.
Salak Bali I Komang Ribek yang jadi binaan BRI. Dok BRI
Baginya, Klaster Salak Bali Wana Sari dengan segala potensi dan keunikannya layak terus dikembangkan karena kelompok usaha ini memiliki visi untuk mengembangkan produk turunan dari buah khususnya salak. Diversifikasi produk tersebut menurutnya sangat penting untuk memberi nilai tambah buah hasil pertanian dan mendorong perekonomian masyarakat sekitar.
ADVERTISEMENT
“Jadi dengan Klaster Usaha Binaan lebih mengembangkan para petani atau pelaku UMKM ini. Ada timbal balik antara BRI dan para petani melalui pemberdayaan," imbuhnya.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menegaskan bahwa program Klaster Usaha “Klasterku Hidupku” merupakan wadah yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnisnya. Dengan pemberdayaan dan pendampingan tersebut, pelaku UMKM dapat mengembangkan produknya dan memperluas usahanya.
“Kami berkomitmen untuk terus mendampingi dan membantu pelaku UMKM, tidak hanya berupa modal usaha saja tapi juga berupa pelatihan-pelatihan usaha dan program pemberdayaan lainnya sehingga UMKM dapat tumbuh dan semakin tangguh. Semoga kisah Klaster Salak Bali Wana Sari dapat menjadi cerita inspiratif yang bisa ditiru oleh pelaku UMKM di daerah lain," pungkasnya.
ADVERTISEMENT