Cerita Investor Ritel yang Raup Cuan dari Saham Usai Joe Biden Menang Pilpres

12 November 2020 14:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pergerakan saham.
 Foto: Antarafoto
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pergerakan saham. Foto: Antarafoto
ADVERTISEMENT
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menguat usai Joe Biden dan Kamala Harris memenangkan Pemilu Amerika Serikat pekan lalu. Bahkan pada penutupan perdagangan Selasa (10/11), IHSG berakhir menguat 106,734 poin (1,99 persen) ke 5.462,739 yang menjadi kenaikan tertinggi selama pandemi.
ADVERTISEMENT
Meski siang ini di sesi I, IHSG turun 32,370 poin (0,59 persen) ke 5.477,143, tapi selama tiga hari terakhir, menjadi momentum para investor retail yang masih muda untuk meraup cuan banyak. Salah satunya adalah Hulman Rinanto (29).
Pekerja swasta di Jakarta yang tengah bertugas di Kalimantan ini mengungkapkan, pasar saham merespons kemenangan Biden dengan positif. Saham-saham yang dikoleksinya pun mendulang untung hingga 25 persen.
"Kalau bicara cuan, average (rata-rata) mungkin di 10-15 persen karena ada beberapa yang juga mesti cut loss. Ada yang 1-2 hari sudah cuan lumayan, misalnya dari BTPS (PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk) sekitar 25 persen," kata Hulman saat dihubungi kumparan, Kamis (12/11).
Hulman mengatakan, efek kemenangan Biden memang membawa berkah pada dirinya sebagai pemain saham baru. Sebab asing jadi banyak borong saham dan dia kebagian cuan.
ADVERTISEMENT
Tapi, tak hanya Biden Effect, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2020 yang mulai membaik juga mengembalikan kepercayaan investor saham, terutama dari asing. Kata dia, salah satu emiten yang prospektif di saat seperti ini adalah bank-bank sebab menurutnya kebangkitan ekonomi mulai dari bergairahnya pasar perbankan.
Selain Hulman, investor muda lainnya di pasar saham yang juga mendapatkan berkah saat ini adalah Ikhwanussofa atau biasa dipanggil Ofa. Dia mengaku ketiban cuan sejak Jumat efek dari sentimen positif pasar saham terhadap kemenangan Biden.
"Beberapa portofolio yang saya punya cukup menggembirakan, ada yang naik lebih dari 10 persen. Bahkan dari semua saham yang saya koleksi, itu 70 persennya cuan dengan angka kenaikan bervariasi," ujar pemuda berusia 28 tahun yang kerja di Jakarta ini.
Petugas kebersihan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (25/9). Foto: Puspa Perwitasari/ANTARA FOTO
Sama seperti Hulman, Ofa juga melihat jika saham perbankan sangat prospektif saat ini, sebab secara fundamental sudah kuat. Saat pandemi masuk Indonesia pada Maret dan Mei lalu, banyak saham perbankan seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang merah, tapi justru jadi kesempatan untuk diborong karena akan menghijau seiring dengan perbaikan ekonomi Indonesia. Hal itu pun, katanya, terbukti sekarang.
ADVERTISEMENT
Selain perbankan, sektor pertambangan juga menarik untuk dikoleksi. Sebab, meski harga komoditas di pasar global sempat turun, tapi kabar baik dari pemerintah tentang pengembangan energi baru dan terbarukan membuat saham-saham emiten di sektor energi prospektif.
Dia pun mendulang cuan dari pergerakan saham PT Timah Indonesia Tbk (TINS) yang belum lama ini menguat.
"Kalau dilihat dari trennya, memang sektor pertambangan dan perbankan masih banyak yang diburu. Misalnya TINS ditutup 1.020 padahal, misalnya kita ambil 1 week dari 5 November tadinya 850. Kemarin naik bahkan 1.100," ujarnya.
Waspada Titik Jenuh, Investor Harus Tetap Disiplin
Meski pergerakan saham menggembirakan saat ini, Hulman mengingatkan dirinya sendiri agar tetap disiplin. Sebab, peluang untuk koreksi selalu ada ketika pergerakan IHSG sudah menanjak.
ADVERTISEMENT
"Walau ada pengaruh dari Biden ke bursa kita, sebagai retail kecil juga harus tetap disiplin dengan trading plan karena dari Senin kita sudah naik tinggi, bisa jadi ada koreksi," ujarnya.
Hal ini pun terjadi pada perdagangan IHSG pagi ini yang dibuka di zona merah. Pada perdagangan preopening, IHSG turun 15,028 poin (0,27 persen) ke level 5.494,485. Saat awal perdagangan, IHSG dibuka turun 12,486 poin atau 0,23 persen ke level 5.497,027.
Begitu pun pada perdagangan sesi I hari ini yang juga berakhir di zona merah. IHSG ditutup turun 32,370 poin (0,59 persen) ke 5.477,143. Namun indeks LQ45 ditutup turun 10,136 poin (1,15 persen) ke 869,883. Sebanyak 169 saham naik, 242 saham turun, dan 178 saham stagnan.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama juga Ofa tekankan pada dirinya. Menyadari berinvestasi saham itu melatih kesabaran, Ofa memilih memupuk saham-saham untuk jangka panjang seperti BCA, BRIS, ANTM, dan TINS, tapi juga mengoleksi saham hanya untuk trading agar bisa dijual tiap hari.
"Bagi investor jangka pendek, memang ada yang memanfaatkan momen ini untuk take profit. Tetapi biasanya, untuk investor yang main jangka panjang tetap stick on the plan dengan target yang dimiliki. Ini soal melatih kesabaran juga kapan harus jual dan beli," ujarnya.