Cerita Luhut: Gara-gara Lockdown, Obat Sakit Kepala Impor Kini Produksi Sendiri

24 Oktober 2020 9:03 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Antara Foto
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan Indonesia masih sangat tergantung pada pasokan obat impor. Tapi gara-gara lockdown yang menyulitkan impor, kini sebagian obat itu sudah bisa diproduksi sendiri di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
"Jadi selama COVID-19 itu, saya baru tahu kita itu hampir 90 persen obat kita impor. Sekarang saya bisa lapor kepada Anda, itu kira-kira 70 persen kita sudah buat sendiri," kata Luhut dalam pengarahan mengenai Omnibus Law di Kantor Lemhanas Jakarta, Jumat, seperti dilansir Antara Sabtu (24/10).
Ia mencontohkan, paracetamol yang merupakan obat dasar masih diperoleh Indonesia dengan mengimpor dari India. Maka, saat India menerapkan lockdown, Indonesia tidak bisa berbuat apa-apa.
"Sekarang kita sudah punya paracetamol di Cilacap. Itu petrochemical-nya Pertamina," ujarnya.
Obat dan berbagai produk farmasi yang dijual di apotek dan toko obat Indonesia masih bergantung pada impor. (2/3). Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Paracetamol yang sebelumnya masih dari impor, disebut sebagai obat dasar, karena menjadi bahan baku berbagai merek dagang obat pereda sakit, termasuk sakit kepala, sakit gigi, nyeri haid, serta mengatasi demam.
ADVERTISEMENT
Luhut menuturkan, kondisi pandemi membuat Indonesia belajar untuk tidak lagi bergantung pada negara lain, terutama terkait stok obat-obatan. Kondisi pandemi juga ternyata membuat Indonesia kini perlahan mulai mampu memenuhi kebutuhan sendiri.
Luhut juga mendorong agar anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bisa dimaksimalkan di dalam negeri. Hal itu perlu dilakukan agar ada perputaran ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
"Saya lapor Presiden, 'Pak, semua dana yang dikeluarkan PEN kalau bisa dibuat dalam negeri ya dibuat dalam negeri'. Kenapa? Supaya membuat perputaran ekonomi, membuat lapangan kerja, supaya membuat kita tuh mandiri," pungkas Luhut.