Cerita Luhut Izinkan TKA China Masuk: Banyak yang Bully Saya

15 Desember 2021 17:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa Indonesia tengah berupaya melakukan lompatan di sektor teknologi. Misalnya dalam hal hilirisasi mineral
ADVERTISEMENT
Untuk melakukan lompatan ini, kata Luhut, Indonesia membutuhkan transfer teknologi dari negara lain. Karena itu, Luhut mengizinkan tenaga kerja asing (TKA) China masuk untuk membangun smelter di Indonesia. Gara-gara kebijakan itu, Luhut mengaku dibully.
"Indonesia bisa melakukan leap frog di banyak sektor teknologi ke depan, dan itu perjuangan yang tidak mudah, karena waktu awal-awal kita minta Tiongkok untuk masuk dengan teknologi transfer dan banyak mereka kerja di sini. Banyak yang membully saya telah memberikan kesempatan kepada orang asing," ungkap Luhut dalam webinar Bisnis Indonesia Business Challenges - Arah Bisnis 2022: Momentum Kebangkitan Ekonomi, Rabu (15/12).
20 TKA asal China tiba di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, pada Sabtu (3/7) malam. Foto: Dok. Istimewa
Menurut Luhut, Indonesia harus membuka pintu untuk TKA bila di tahap-tahap awal sebelum berhasil menguasai teknologi. Itu langkah yang tidak terhindarkan.
ADVERTISEMENT
Setelah smelter berdiri, perlahan TKA China digantikan oleh pekerja lokal. Kualitas sumber daya manusia (SDM) lokal pun meningkat karena pelatihan yang baik.
"Jangan kita lupa, kalau kita mau melakukan leap frog kita harus mau ngalah. Sekarang setelah dia masuk selama 5-6 tahun, sekarang anda lihat keadaan pabrik itu, banyak yang anak-anak Indonesia yang sudah kerja karena banyak politeknik juga di sana. Dan malah kualitasnya lebih baik daripada politeknik di Jawa karena mereka langsung attach ke industri, itu tidak pernah kita pikirkan, dan kita baru sadar kualitas anak SMA SMP juga tidak bermutu, makanya kita perbaiki," tuturnya.