Cerita Pendiri Startup: Dikepoin Orang Pajak hingga Diminta Dangdutan

20 Maret 2019 16:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi Media Endeavor Indonesia dengan tiga pendiri Start Up Indonesia di Maybank, Gedung Sentral Senaya, Jakarta, Rabu (20/3). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Media Endeavor Indonesia dengan tiga pendiri Start Up Indonesia di Maybank, Gedung Sentral Senaya, Jakarta, Rabu (20/3). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Menjadi pendiri startup di bidang teknologi yang mendapatkan dana besar dari investor ternyata tak selamanya membuat senang. Adakalanya, suntikan dana segar itu malah membuat mereka geleng-geleng kepala.
ADVERTISEMENT
Hal ini yang diungkapkan oleh ketiga pendiri startup di Indonesia yakni pendiri dan CEO eFishery Gibran Huzaifah dan pendiri dan Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid.
Gibran misalnya. Lulusan ITB ini mengaku memiliki cerita lucu saat startup yang didirikannya ini mendapatkan kucuran dana dari investor. Kata dia, saat para petani atau petambak ikan yang menjadi mitranya tahu eFishery dapat uang besar, ada di antara mereka yang meminta untuk gelar dangdutan di kampung mereka dari uang tersebut, dengan anggapan, perusahaan sedang kaya.
"Petani baca kan duitnya banyak. Mas ngasih kita apa kek bikinin kita kayak gitu (kata petani ke Gibran). Mereka nangkepnya kan dapat duit bisa foya-foya bikin dangdutan ya," kata Gibran dalam diskusi dengan media dalam acara Impact Report Endeavor Indonesia di Senayan, Jakarta, Rabu (20/3).
Ilustrasi startup. Foto: Pixabay
Gibran pun lantas menjelaskan pada petambak bahwa uang miliaran rupiah yang masuk ke kantong eFishery digunakan untuk perusahaan agar tetap berjalan dan maju.
ADVERTISEMENT
Dalam hal pencarian dana sendiri, Gibran mengaku, selama ini dia melihat para investor yang mau menaruh uangnya itu mesti melihat dulu prospek keuntungan ke depannya.
Gibran mengaku, sebelum aplikasinya ini maju, banyak yang enggan menanamkan modalnya ke sana. Tapi sekarang, orang berbondong-bondong mau ikutan investasi, termasuk mereka yang dulu enggan melirik eFishery.
"Kalau lucu kita funding sekali di awal agak susah, sekarang banyak. Kita malah kesel ke mana aja kemarin, ibaratnya kayak mantan pacar yang ninggalin, pas udah sukses dia datang. Padahal enggak ada yang berubah, ya akhirnya money follow money, obyeknya ya sama saja," kata dia tertawa.
Diskusi Media Endeavor Indonesia dengan tiga pendiri Start Up Indonesia di Maybank, Gedung Sentral Senaya, Jakarta, Rabu (20/3). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Lain lagi ceritanya Fajrin. Rekan kerja Ahmad Zaky ini mengaku, saat Bukalapak dapat investor baru, sekitar 7-8 orang pajak mendatangi kantornya. Mereka datang tanpa surat.
ADVERTISEMENT
Kedatangan orang pajak itu awalnya untuk silaturahmi. Tapi dalam obrolan, mereka menanyakan tentang investasi yang baru masuk ke Bukalapak, termasuk urusan pajaknya.
"Ya sudah di situ saya temui. Bilangnya silaturahmi tapi ujungnya pengin tahu lebih lanjut soal funding. Kan ini laporan investasi. bukan pajak. Kalau investasi, enggak ada modal langsung ke pajak itu. Kecuali ada transaksi jual saham di Bukalapak, ada keuntungannya, baru ada pajaknya. Akhirnya mereka ngerti dan pulang," ucap Fajrin.
Gibran dan Fajrin merupakan dua pendiri startup Indonesia yang saat ini sudah mapan dengan perkembangan yang terjadi di dalam perusahaan mereka. Dalam diskusi ini, ada juga pendiri Kata.ai yaitu Irzan Raditya.
Diakui mereka, kemajuan perusahaan salah satunya didukung oleh Endeavor Indonesia, sebuah gerakan kewirausahaan yang memberikan mentoring kepada startup Indonesia dengan dampak besar ke depannya.
ADVERTISEMENT