Cerita Peserta BPJS yang Dimudahkan Cuci Darah dengan Finger Print

13 Januari 2020 12:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pelayanan rumah sakit dan BPJS. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pelayanan rumah sakit dan BPJS. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Seusai menaikkan iuran peserta, BPJS Kesehatan mulai tahun ini fokus meningkatkan pelayanan. Yang terbaru, pendaftaran peserta penderita gagal ginjal kini dapat melalui finger print, tak perlu lagi rujukan dari Puskesmas atau Faskes I.
ADVERTISEMENT
Salah satu penderita gagal ginjal, Thomas Chandra Wijaya, mengaku terbantu dengan adanya layanan terbaru ini. Pun metode registrasi terbaru tersebut dinilai mudah.
"Haduh, sangat membantu. Enggak ada masalah, sangat gampang," katanya saat ditemui di Klinik Hemodialisis, Cideng, Jakarta Pusat, Senin (13/1).
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris sidak pasien cuci darah di Klinik Hemodialisis Tidore, Jakarta Pusat, Senin (13/1). Foto: Abdul Latif/kumparan
Thomas yang sudah 2 tahun memanfaatkan fasilitas cuci darah BPJS Kesehatan mengaku, sebelumnya untuk mengakses layanan ini harus ke Puskesmas untuk mendapatkan surat rujukan.
Dengan adanya layanan baru ini, peserta cuci darah BPJS Kesehatan hanya cukup mendaftar melalui finger print di fasilitas kesehatan tanpa perlu surat rujukan.
"Kalau dulu harus ke Puskesmas dulu untuk ngurus surat rujukan. Tapi sekarang sudah pakai finger print. Jadi enggak perlu bolak-balik ke Puskesmas," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Dia pun mengaku terbantu dengan menjadi peserta BPJS Kesehatan. Sebab dalam sepekan, Thomas harus melakukan cuci darah sebanyak 3 kali. Biaya untuk sekali cuci darah mencapai Rp 1 juta.

Seluruh RS dan Klinik Cuci Darah Akan Dipasang Finger Print

BPJS Kesehatan memastikan seluruh Rumah Sakit (RS) dan klinik di Indonesia yang melayani cuci darah sudah memasang fitur finger print.
Deputi Direksi Bidang Jaminan Pembiayaan Kesehatan Rujukan (JPKR) BPJS Kesehatan, Budi Mohamad Arief mencatat, setidaknya ada 715 RS dan 47 Klinik di seluruh Indonesia yang melayani pasien cuci darah.
"Dan semuanya sudah menggunakan finger print, serta mampu melakukan perpanjangan surat rujukan," kata Budi.
Ilustrasi pelayanan rumah sakit dan BPJS. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Keberadaan fitur finger print ini peserta tidak harus lagi mondar-mandir ke Puskesmas untuk mengurus dokumen atau surat rujukan. Bahkan, Budi bilang dengan keberadaan fitur finger print ini sudah mewakili data kartu BPJS Kesehatan.
ADVERTISEMENT
"Kartu pun sudah enggak terlalu diperlukan," ungkapnya.
Sementara itu, Fachmi Idris menambahkan, penerapan finger print yang telah dimulai sejak 1 Januari 2020 juga bermanfaat untuk memastikan kepesertaan.
"Jadi dengan finger print ini juga untuk memastikan bahwa dia benar-benar peserta," tuturnya.