Chatib Basri Beri Resep Agar Ekonomi RI Tak Terlalu Terpukul Virus Corona

18 Februari 2020 17:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chatib Basri Foto: bekraf.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Chatib Basri Foto: bekraf.go.id
ADVERTISEMENT
Dampak virus 2019-nCoV atau virus corona disebut bakal berdampak bagi pertumbuhan ekonomi global. Tak terkecuali di Indonesia yang diprediksi bisa saja mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
Ekonom yang sekaligus mantan Menteri Keuangan RI, Chatib Basri mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa terkoreksi mulai dari 0,1 persen hingga 0,3 persen.
"Kalau dilihat dari sensitivitas ekonomi matriksnya, bila pertumbuhan ekonomi Cina turun 1 persen, dampaknya terhadap Indonesia bisa 0,1-0,3 persen. Pertumbuhan ekonomi kita bisa turun di bawah 5 persen menjadi 4,7-4,9 persen," tutur Chatib ketika ditemui di Gedung Pakarti Center, Jakarta, Selasa (18/2).
Mewabahnya virus corona, kata Chatib, senada dengan fenomena yang terjadi saat virus SARS pada 2002 silam. Kala itu, pertumbuhan ekonomi China juga sempat terkoreksi dari 11 persen menjadi 9 persen pada kuartal pertama.
Pada kuartal II kemudian, menurut Chatib, pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu itu bisa bergerak meningkat kembali ke 10 persen. Hingga kemudian, angka bisa beranjak stabil pada kuartal III dan IV.
ADVERTISEMENT
"Jadi whole year pertumbuhan ekonomi China karena SARS itu sekitar 1 persen, dalam jangka pendek bisa kayak huruf V bisa drop 2 persen di satu kuartal, setelah itu jangka panjang dari full year sekitar 1 persen," terang dia.
Belajar dari kondisi kala itu, ia pun mengatakan pemerintah mesti menyiapkan langkah tepat dalam memitigasi untuk mengantisipasi dampak penurunan pertumbuhan ekonomi. Satu hal yang utama ialah mengoptimalkan ekonomi domestik seperti menstimulus lewat program keluarga harapan (PKH) atau bantuan sosial (bansos).
Selain itu, ia menyebut, salah satu program Kartu Pra Kerja yang saat ini tengah disiapkan pemerintah diharapkan bisa menjadi pendorong perekonomian nasional nantinya. Meski pariwisata juga terpukul, namun pemerintah disarankan untuk terus menggenjot industri pariwisata.
ADVERTISEMENT
"Wisman yang enggak datang (ke Indonesia) bisa ditopang oleh domestik dengan diskon penginapan seperti kayak bom Bali, dalam beberapa bulan sehingga wisatawan domestik bisa jalan, kalau pemerintah mau rapat bikin di daerah, diskon airfare bisa dilakukan beberapa bulan," ujarnya.