Chatib Basri Khawatir Pola Pemulihan Ekonomi RI Berbentuk Huruf K, Apa Itu?

21 Agustus 2021 13:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
M. Chatib Basri Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
M. Chatib Basri Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kondisi ekonomi Indonesia masih belum sepenuhnya pulih akibat pandemi COVID-19. Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan melihat situasi yang terjadi saat ini, dirinya mengaku khawatir pola pemulihan ekonomi di Indonesia akan menyerupai huruf K. Yaitu kondisi di mana kelompok yang bertahan hanya lah masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas.
ADVERTISEMENT
“Kekhawatiran saya terjadi pemulihan huruf K. Apa itu? Kelas menengah atas akan naik sedangkan kelas menengah bawah akan turun. Kenapa? Karena kelas menengah bawah tabungannya habis. Yang menengah atas dia punya tabungan akan survive,” ujar Chatib dalam Webinar Ekonomi Pandemi Kita, Sabtu (21/8).
Kondisi ini tentu akan sangat berat bagi masyarakat dengan ekonomi pas-pasan. Lalu mengapa kondisi ini bisa terjadi? Chatib menjelaskan, sejatinya dampak pandemi tidak merata bagi semua kalangan masyarakat.
Chatib Basri Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Menurutnya, masyarakat berpenghasilan tetap cenderung tidak terpengaruh. “Karena dia kerja dia tetap dapat gaji kecuali diberhentikan,” ujarnya.
Sedangkan yang paling terpukul adalah para pekerja di sektor informal. Menurut Chatib, penghasilan mereka saat ini sudah tergerus hingga 30 persen. Termasuk juga UMKM, mereka juga mengalami penurunan pendapatan.
ADVERTISEMENT
“Sementara mereka yang naik ke atas adalah kelompok yang tabungannya di atas Rp 5 miliar. Ini tumbuh 17,4 persen,” ujar Chatib.
Mereka yang ada di kelompok ini tidak lagi menggunakan uangnya untuk spending dalam jumlah besar. Mereka hanya akan membeli kebutuhan pokok. Akibatnya mereka memiliki tabungan.
“Uangnya ditaruh di mana? Di saham, bond, sepeda, tanaman hias, ikan cupang. Itu yang mengexplain behaviournya kenapa terjadi seperti itu. Karena orang Indonesia hanya yang kaya yang bisa nganggur. Kalau dia miskin dia harus kerja. Kalau punya tabungan kita bisa stay at home,” tandasnya.