Chatib Basri Sebut RI Kini Lebih Siap Hadapi Tapering The Fed, Ini Alasannya

16 Februari 2022 14:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chatib Basri Foto: bekraf.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Chatib Basri Foto: bekraf.go.id
ADVERTISEMENT
Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) telah mengumumkan akan mempercepat laju pengurangan pembelian aset (tapering off). Kebijakan ini diproyeksi akan berdampak pada negara-negara lain termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Ekonom Chatib Basri optimistis Indonesia bakal lebih siap menghadapi tantangan eksternal tersebut. Hal ini dilihat dari beberapa indikator ekonomi yang mulai membaik.
“Ini pernah terjadi di 2013. Tapi kalau dilihat sekarang, current account deficit (CAD) kita lebih baik dibandingkan yang kita punya di 2013. Pada waktu itu defisitnya 4,4 persen (terhadap PDB),” ujar Chatib dalam G20 Side Event Market Practitioner Discussion: Showcasing The Implementation of Local Currency Settlement Framework Between Indonesia and Partner Countries, Rabu (16/2).
Sedangkan saat ini, CAD Indonesia masih tercatat surplus. Bahkan menurut Chatib, di tahun depan pun defisit transaksi berjalan diprediksi masih rendah kisaran 0,5 persen terhadap PDB.
Kondisi kedua, surat utang negara (SUN) saat ini lebih banyak dimiliki oleh investor ritel dalam negeri. Ini berbeda dengan 2013 yang saat itu porsi kepemilikan SUN oleh investor asing mencapai 40 persen.
ADVERTISEMENT
“Tapi di 2021 porsi investor asing di SUN hanya sekitar 19 persenan. Kalau peran dari pembiayaan eksternalnya kecil, uangnya keluar, porsi yang keluar juga relatif kecil. Itu yang menjelaskan rupiah hingga saat ini tetap stabil,” ujar Chatib.
Menurutnya, para pelaku saat ini masih menanti kebijakan The Fed. Chatib mengatakan prediksinya The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak empat kali masing-masing 25 basis poin. “Ada juga yang memproyeksi 5 kali 25 basis poin. Tentunya secara bertahap,” tandasnya.