Chatib Basri: Seluruh Aktivitas Digital Pada Akhirnya Membutuhkan Sertifikasi

2 Februari 2022 19:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chatib Basri Foto: bekraf.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Chatib Basri Foto: bekraf.go.id
ADVERTISEMENT
Ekonom senior yang juga mantan Menteri Keuangan RI Periode 2013-2014, Chatib Basri, menjelaskan pentingnya sertifikasi dalam transformasi digital. Hal tersebut dilakukan saat ini oleh Penyelenggara Sertifikat Elektronik (PSrE) dengan membangun identitas digital.
ADVERTISEMENT
Chatib menuturkan, transformasi digital di sektor ekonomi saat ini menentukan seberapa cepat pemulihan atau recovery setelah dihantam pandemi COVID-19. Beberapa sektor pemulihannya tentu berbeda-beda.
"Ada sektor yang relatif cepat, ada yang lambat. Apa yang membedakan? Paling penting apakah sektor tersebut bisa disubtitusi aktivitasnya oleh digital. Sektor yang sifatnya user experience tidak mungkin disubstitusi digital pemulihannya lebih lambat, misalnya tourism," ujar Chatib dalam webinar VIDA, Rabu (2/2).
Menurut dia, hal ini menandakan pemulihan dan masa depan ekonomi sangat bergantung dengan transformasi digital. Maka hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah infrastruktur penunjangnya. Yang tidak kalah penting, kata dia, adalah kepercayaan konsumen.
"Misal di sektor asuransi, orang bisa melakukan sebuah transaksi, atau di dalam sektor keuangan, orang meminjam uang tapi pinjaman dilakukan secara online. Tentu ada kekhawatiran pada tahap awal, terutama generasi saya," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Sehingga, lanjut Chatib, kepercayaan dalam melakukan transaksi digital ini membuat munculnya satu kebutuhan, yaitu sertifikasi digital. Hal tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi sebuah transaksi itu valid dan legitimate.
Ilustrasi transaksi dengan uang digital Gopay. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Apa pun aktivitas digital pada akhirnya membutuhkan sertifikasi, butuh bukti bahwa itu dilakukan oleh orang legitimate, apakah itu transaksi perbankan atau industri asuransi, jual beli, apa pun pada akhirnya butuh sertifikasi digital atau identity recognition," tutur dia.
Salah satu contoh PSrE yang memiliki pelayanan sertifikasi digital adalah PT Indonesia Digital Identity (VIDA). Chatib mengapresiasi langkah badan yang berinduk di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) ini.
"Saya melihat software infrastruktur yang akan sangat dibutuhkan ke depan yaitu sertifikasi digital. Kehadiran VIDA di sini mengisi kekosongan yang terjadi, di dalam menjaga aktivitas digital dilakukan secara nyaman, aman dan sustainable," tutup Chatib.
ADVERTISEMENT