Chatib Basri Usul Bank Dapat Jaminan Setiap Salurkan Pembiayaan ke UMKM

21 Agustus 2021 17:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
M. Chatib Basri pada Mandiri Investment Forum 2019 di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (29/1/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
M. Chatib Basri pada Mandiri Investment Forum 2019 di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (29/1/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Keberadaan UMKM dinilai sebagai salah satu kunci pemulihan ekonomi Indonesia. Sayangnya saat ini dukungan pembiayaan ke UMKM masih terbatas. Perbankan bersikap sangat hati-hati dalam menyalurkan pinjaman ke UMKM. Hal ini membuat UMKM sulit berkembang di saat pandemi.
ADVERTISEMENT
Melihat fakta tersebut, Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengusulkan agar pemerintah bisa memberi jaminan pada perbankan yang bersedia menyalurkan pinjaman ke UMKM.
“Jadi yang mungkin bisa dilakukan adalah credit guarantee,” ujar Chatib dalam Webinar Ekonomi Pandemi Kita, Sabtu (21/8).
Menurut Chatib hal tersebut pernah dilakukan oleh International Finance Corporation (IFC) saat krisis global di 2008 silam. IFC ketika itu memberikan jaminan kepada bank yang bersedia memberikan pinjaman ke UMKM.
Ilustrasi Uang Rupiah. Foto: Getty Images
Chatib mengatakan jaminan yang diberikan kepada bank tidak perlu 100 persen. Hal ini demi menghindari moral hazard. Jaminan bisa diberikan dalam porsi 60:40 atau 80:20. Artinya pemerintah akan menanggung 80 persen pinjaman UMKM apabila pinjaman tersebut macet. “Dengan begitu lendingnya akan jalan,” ujar Chatib.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, diharapkan perbankan akan lebih tertarik untuk menyalurkan pembiayaan ke UMKM. Ujungnya, UMKM bisa lebih cepat pulih dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Menurut Chatib, dukungan bagi UMKM ini sedianya bisa dijadikan kebijakan prioritas yang diambil pemerintah. Apabila keadaan mulai kondusif, maka pemerintah bisa menggulirkan kebijakan lain.
“Kalau itu kita lakukan nanti ketika aktivitas mulai kembali normal, baru kebijakan yang sifatnya bisa membangun capex, infrastrukturnya, tax insentif. Itu yang ada dalam bayangan saya,” tutupnya.