Chevron Akan Lepas Sebagian Hak Kelola Proyek IDD

20 Januari 2020 19:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana stan Chevron di IPA Convex 2018. Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana stan Chevron di IPA Convex 2018. Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) berencana melepas sebagian hak kelolanya (participant interest/PI) dalam proyek Indonesia Deepwater Development (IDD). Hak kelola yang mau dilepas ini berada dalam IDD fase dua yakni di Lapangan Gendalo-Gehem.
ADVERTISEMENT
Corporate Communication CPI, Sonita Purnomo, mengakui perusahaan melepas hak kelola di proyek ini karena dianggap kurang ekonomis. Dengan melepas hak kelola, Chevron akan mencari mitra dalam proyek tersebut.
"Kami harus masukkan portofolio global. Nah dari segi keekonomian, tidak masuk dalam keekonomian Chevron secara global," kata dia ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Senin (20/1).
Rencana pelepasan itu belum diputuskan karena masih menunggu evaluasi dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Saat disinggung soal siapa calon mitra dalam proyek IDD, Sonita enggan membeberkan. Namun dia memastikan sudah mendapat izin dari SKK Migas untuk membuka data room.
"Kami mencari participant yang dapat kerja sama dengan pemerintah saat ini sehingga dapat produksi dengan baik. Tapi belum ada keputusan akhir siapa yang akan kelola IDD," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani mengatakan kemungkinan adanya perubahan konsorsium kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dalam IDD.
Wakil Kepala SKK Migas, Fatar Yani Abdurrahman dan Kepala SKK Migas Sumbagut, Avicenia Darwis mengunjungi PT Chevron Pacific Indonesia di Dumai, Provinsi Riau. Foto: Dok. SKK Migas
Dengan potensi perubahan tersebut, persetujuan rencana pengembangan (plan of development/POD) proyek ini akan kembali tertunda.
Dalam proyek migas laut dalam ini, Chevron tercatat sebagai operator dan pemegang saham mayoritas sebesar 63 persen.
Perusahaan asal Amerika Serikat, ini berkonsorsium bersama mitra perusahaan patungan lainnya, yakni Eni, Tip Top, PT Pertamina Hulu Energi (PHE), dan para mitra Muara Bakau.
dengan adanya perubahan konsorsium, penyusunan dan persetujuan POD Proyek IDD kembali molor. Alasannya, Konsorsium KKKS IDD baru akan melaporkan kelanjutan POD setelah ada kesepakatan soal kemitraan ini.