news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Chevron Jawab Keluhan Pertamina soal Susahnya Masuk Blok Rokan

30 Januari 2020 12:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertamina Lifting Perdana Minyak Mentah Chevron di Blok Rokan. Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Pertamina Lifting Perdana Minyak Mentah Chevron di Blok Rokan. Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
Mulai Agustus 2021, PT Pertamina (Persero) akan menjadi operator Blok Rokan di Riau, menggantikan PT Chevron Pacific Indonesia. Agar produksi minyak Blok Rokan tak anjlok, Pertamina ingin segera memulai masa transisi mengelola ladang minyak tersebut.
ADVERTISEMENT
Tapi sampai saat ini Pertamina mengaku masih belum bisa masuk ke Blok Rokan. Kata Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, salah satu kendala yang membuat Pertamina belum bisa memulai masa transisi adalah belum diserahkannya kajian Enhanced Oil Recovery (EOR) oleh Chevron.
Menurut Nicke, jika Chevron tak juga memberikan hasil kajian tersebut, maka Pertamina harus memulai kajian dari awal yang membutuhkan waktu empat tahun. Lamanya kajian EOR di Blok Rokan karena karakteristik sumur di sana unik.
EOR adalah teknologi pengurasan sumur-sumur tua agar produksinya maksimal. Dengan teknologi ini, perusahaan mencari sisa-sisa sumber minyak yang selama ini belum terangkat.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Terkait masalah ini, Chevron mengaku sudah bekerja secara maksimal dengan SKK Migas dan Pertamina untuk memastikan transisi Blok Rokan berjalan dengan selamat dan lancar.
ADVERTISEMENT
"Seperti halnya setiap transisi, ada sejumlah hal yang sedang dibahas selama ini, termasuk opsi untuk mendukung negara mengoptimalkan produksi dari aset strategis ini. Namun, sesuai kebijakan, kami tidak memberikan informasi tersebut secara rinci," kata Manager Corporate Communications, Chevron Pacific Indonesia, Sonitha Poernomo, saat dihubungi kumparan, Kamis (30/1).
Sebelumnya diberitakan, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) khawatir produksi minyak Blok Rokan anjlok saat diambil alih Pertamina secara penuh pada 2021.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan, saat ini seharusnya Pertamina sudah mulai melakukan proses transisi pengelolaan dan investasi di Blok Rokan. Namun pembicaraan Pertamina dengan Chevron masih belum mencapai titik temu.
"Jadi ini masih sangat alot pembicaraannya. Masih sangat alot. Kami juga khawatir kalau proses transisi ini tidak berjalan dengan baik, apa yang terjadi dengan (Blok) Mahakam akan terulang lagi," katanya.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto. Foto: Jamal Ramdhan/kumparan
Berdasarkan catatannya dari 2018 hingga 2019, produksi Blok Rokan telah turun 20.000 barel per hari. "Tidak ada deadline investasi untuk pengeboran, yang terjadi 2018 ke 2019 di (Blok) Rokan itu produksi lifting turun 20.000 barel per hari," katanya.
ADVERTISEMENT
Dalam Work Program and Budget (WP&B) 2020 SKK Migas, produksi minyak Blok Rokan ditarget 161.000 barel per hari. Pada 2018, blok ini masih bisa memproduksi minyak 210.000 barel per hari atau kedua terbesar setelah Blok Cepu, lebih dari seperempat dari total produksi minyak nasional.
Sejak ditemukan pertama kali pada 1941 hingga saat ini, Blok Rokan telah menghasilkan kurang lebih 4,5 miliar barel minyak. Diperkirakan saat ini Blok Rokan masih menyimpan 500 juta hingga 1,5 miliar barel minyak.