China Ancam AS dan Eropa dengan Batasi Ekspor Germanium dan Galium

5 Juli 2023 10:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembukaan Kongres Partai Komunis China oleh Presiden Xi Jinping Foto: Thomas Peter/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Pembukaan Kongres Partai Komunis China oleh Presiden Xi Jinping Foto: Thomas Peter/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
China memutuskan untuk membatasi ekspor dua logam, germanium dan galium per 1 Agustus 2023. Hal ini merupakan peringatan perang dagang bagi Amerika Serikat dan Eropa.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, kedua logam tersebut merupakan bahan utama dalam pembuatan semikonduktor dan microchip.
Mengutip Reuters, Rabu (5/7), Kementerian Perdagangan China mengumumkan, pembatasan ekspor ini diberlakukan atas dasar keamanan nasional. Sehingga, bagi eksportir wajib mendapatkan lisensi untuk mengirimkan galium dan germanium per 1 Agustus 2023.
Langkah tersebut merupakan bagian dari pertempuran global yang semakin intensif untuk supermasi teknologi. Apalagi, China merupakan negara dengan sumber germanium dan galium terbesar di dunia.
Juru Bicara Luar Negeri China, Mao Ning pada konferensi pers reguler di Beijing menegaskan, pemerintah harus mengambil kembali kontrol ekspor germanium dan galium, sesuai dengan hukum yang berlaku dan tidak menargetkan negara tertentu.
Atas kebijakan ini, saham produsen germanium China melonjak pada perdagangan, Rabu (4/7), dengan antisipasi kenaikan harga bahan baku lantaran adanya gangguan pasokan dalam jangka pendek.
ADVERTISEMENT

Dianggap Bukan 'Pukulan Maut' Bagi AS dan Eropa

Ilustrasi uang dolar dan bendera China. Foto: Shutterstock
Eurasia Group mengatakan, kebijakan ini bukan lah pukulan maut bagi AS dan Eropa. Tapi diakui, akan ada gangguan supply dalam jangka pendek.
“Ini adalah tembakan yang dimaksudkan untuk mengingatkan negara-negara termasuk Amerika Serikat, Jepang, dan Belanda bahwa China memiliki opsi pembalasan dan dengan demikian mencegah mereka memberlakukan pembatasan lebih lanjut pada akses China ke chip dan alat kelas atas,” tulis Eurasia Group dalam sebuah catatan, Senin (3/7).
Di mana, AS dan Eropa tidak mengimpor bahan-bahan ini dalam jumlah besar. AS menerima USD 5 juta logam galium dan USD 220 juta galium arsenida pada tahun 2022, menurut angka pemerintah.
S&P Global Market Intelligence juga menyebut, asupan germanium lebih tinggi, dengan negara mengambil USD 60 juta logam, sementara Uni Eropa mengimpor USD 130 juta germanium pada 2022.
ADVERTISEMENT
Apalagi negara lain juga mampu memproduksi logam ini. Belgia, Kanada, Jerman, Jepang, dan Ukraina dapat memproduksi germanium. Sementara Jepang, Korea Selatan, Ukraina, Rusia dan Jerman memproduksi galium.