China Banjiri Produk Mainan RI, Kemenperin Buka Suara

28 Februari 2023 20:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi mainan anak Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi mainan anak Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merilis Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Februari 2023 ini naik ke level 52,32. Meski naik, beberapa sub sektor industri masih mengalami kontraksi salah satunya, adalah industri mainan.
ADVERTISEMENT
"Industri mainan mengalami kontraksi akibat banjirnya produk impor Tiongkok dengan harga murah," kata Direktur Industri Aneka dan Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, dan Kerajinan Kementerian Perindustrian Ni Nyoman Ambareny saat konferensi pers di Kantor Kemenperin, Selasa (28/2).
Sebagai solusinya, Kemenperin saat ini tengah berupaya memperkuat regulasi aturan SNI terhadap produk mainan di Indonesia. Untuk itu saat ini tengah dilakukan revisi Permenperin terkait aturan mainan wajib berlabel SNI.
Ambareny menjelaskan, pihaknya sudah mendapat keterangan dari industri alasan mereka impor mainan dari China selain harganya yang lebih murah juga karena ketentuan minimum order.
"Industrinya komponen mainan ini sebenarnya ada di dalam negeri tapi harganya lebih mahal dan ada ketentuan minimum order harus dalam jumlah besar," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada beberapa komponen mainan anak yang belum bisa diproduksi di dalam negeri. Data yang dia paparkan disebutkan, impor mainan pada 2020 mencapai USD 48,6 juta, naik menjadi USD 58,1 juta di 2021. Sementara nilai ekspor mainan anak Indonesia pada 2020 mencapai USD 343,3 juta, naik di 2021 menjadi USD 416,3 juta, dan 2022 naik lagi menjadi USD 482,4 juta.
Sementara 4 negara terbesar langganan impor mainan Indonesia pertama adalah China, kedua Mayalsia, ketiga adalah Vietnam, keempat adalah Belanda dan Thailand. China mendominasi dengan presentase 83 persen dari semua negara tersebut.
Adapun mayoritas impor saat ini didominasi oleh impor komponen mainan anak, bukan mainan anak jadi. Sementara, kode HS impor di Indonesia saat ini disatukan antara impor komponen mainan dan impor mainan jadi.
ADVERTISEMENT
"HS impornya gabung antara mainan dan komponennya. Jadi itu yang membuat impornya meningkat," pungkas dia.