China Pangkas Tarif Impor Produk AS di Tengah Mewabahnya Virus Corona

7 Februari 2020 8:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada pertemuan bilateral di KTT G20 di Osaka, Jepang. Foto: REUTERS / Kevin Lamarque
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada pertemuan bilateral di KTT G20 di Osaka, Jepang. Foto: REUTERS / Kevin Lamarque
ADVERTISEMENT
Salah satu langkah yang diambil China dalam mengantisipasi dampak virus corona terhadap perekonomian, adalah menurunkan tarif impor untuk ratusan produk Amerika Serikat (AS) senilai USD 75 miliar atau setara Rp 1.023 triliun (kurs Rp 13.641).
ADVERTISEMENT
Keputusan itu disampaikan China pada Kamis waktu setempat. Dilansir CNN Business, Jumat (7/2), sikap yang diambil China ini juga dianggap bagian dari meredanya perang dagang kedua negara yang selama ini memanas dan mempengaruhi ekonomi global.
Komisi Tarif Negara China mengatakan, pemangkasan tarif impor barang-barang AS ini akan berlaku mulai pekan depan. China akan memangkas beberapa produk dari 10 persen menjadi 5 persen.
Ada juga beberapa barang lain yang saat ini dikenakan tarif 5 persen, akan dipungut jadi hanya 2,5 persen. Sementara barang lainnya tarif yang diberlakukan sama. China akan terus mengkaji keputusan ini pada barang lainnya.
"China berharap kedua belah pihak akan mematuhi perjanjian bilateral dan melakukan upaya mengimplementasikan ketentuan yang relevan sehingga kita dapat meningkatkan kepercayaan pasar, mempromosikan hubungan perdagangan bilateral, dan pertumbuhan ekonomi global," kata Komite Tarif Negara China.
ADVERTISEMENT
Kebijakan ini diambil China tepat sebulan setelah Beijing dan Washington menandatangani 'gencatan senjata' dalam perang dagang dan sepakat pada perdagangan baru "fase satu".
Ekonom Oxford Economics, Tommy Wu, mengatakan pemangkasan tarif impor produk AS ini telah diprediksi banyak pihak sebagai respons terhadap AS yang juga memangkas setengah tarif impornya ke China pada September lalu. Kala itu, kedua negara menyepakati "fase satu" untuk meredakan perang dagang.
"Namun demikian, pengumuman itu dapat membantu meningkatkan sentimen pasar, terutama saat China sedang berjuang dengan dampak ekonomi dari wabah virus corona," katanya.
Pegawai Apple dan pelanggan mengenakan masker wajah terlihat di dalam sebuah toko Apple di Beijing, Kamis (30/1). Foto: NICOLAS ASFOURI / AFP
Wu dan para ahli lainnya telah memperingatkan bahwa wabah virus corona dapat merusak pertumbuhan ekonomi China tahun ini dan memiliki dampak besar bagi ekonomi global. Saat wabah ini melanda, China mengambil langkah luar biasa menempatkan kota-kota besar membatasi aktivitas mereka.
ADVERTISEMENT
Pemerintah juga memperpanjang liburan Tahun Baru Imlek. Hal ini membuat aktivitas pabrik di seluruh negeri terhenti karena pekerja telah diperintahkan untuk tinggal di rumah.
Para pejabat Washington awal pekan ini mengatakan wabah itu dapat menunda ekspor barang-barang AS ke China. Bulan lalu, Beijing telah setuju membeli produk senilai USD 200 miliar dari AS sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan "fase satu".
Beberapa barang yang masuk dalam kesepakatan "fase satu" mereka di antaranya produk pertanian seperti kacang kedelai, babi, kapas, dan gandum.
"(Realisasi) perjanjian perdagangan "fase satu" dari kesepakatan perdagangan itu akan memakan waktu lebih lama karena virus dari China," kata Kepala Penasihat Ekonomi Presiden AS Donald Trump, Larry Kudlow, dalam sebuah wawancara dengan Fox Business, Selasa lalu.
ADVERTISEMENT
Pada Rabu lalu, Menteri Pertanian AS Sonny Perdue mengatakan AS harus bersabar dengan kemampuan China untuk memenuhi janji dagang itu karena virus corona.