news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

China Raup Investasi Asing Terbesar Dunia Ketimbang AS, Ini Alasannya

26 Januari 2021 5:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bendera Amerika Serikat dan China. Foto: Reuters/Damir Sagolj
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bendera Amerika Serikat dan China. Foto: Reuters/Damir Sagolj
ADVERTISEMENT
China sukses meraup investasi asing terbesar di dunia sepanjang 2020, membalik keadaan 2019 saat Amerika Serikat (AS) menjadi tujuan utama investor global. Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) dalam laporan terbarunya menyampaikan, aliran modal masuk ke China sepanjang 2020 mencapai USD 163 miliar.
ADVERTISEMENT
Sementara pada saat yang sama, investasi yang mampu ditarik Amerika Serikat hanya senilai USD 134 miliar. Setahun sebelumnya, AS ada di pemuncak klasemen dalam menghimpun investasi asing, dengan nilai USD 251 miliar. Sementara saat itu China hanya bisa mengumpulkan modal asing USD 140 miliar.
Dalam laporan yang dirilis Minggu (24/1), UNCTAD menyampaikan salah satu alasan investor global lebih memilih China ketimbang Amerika Serikat, adalah karena ketangguhan ekonominya dalam menghadapi pandemi COVID-19. Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi China di kuartal IV 2020 tercatat sebesar 6,5 persen. Posisi pertumbuhan ekonomi China di akhir tahun itu melesat dari kuartal III 2020 yang hanya 4,9 persen.
Dikutip dari kantor berita Xinhua, angka pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 persen itu melampaui proyeksi para ekonom, yang meramal ekonomi China di akhir 2020 hanya akan tumbuh di posisi 6,1 persen.
Ilustrasi uang. Foto: Jason Lee/REUTERS
Sementara untuk sepanjang 2020, pertumbuhan ekonomi China tercatat positif 2,3 persen. Hal ini menjadikan China satu-satunya ekonomi utama di dunia yang sudah lolos dari zona ekonomi negatif, justru ketika banyak negara masih berjuang untuk menahan dampak pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan UNCTAD, secara keseluruhan pada 2020 lalu investasi langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) global telah jatuh. Posisinya turun 42 persen menjadi sekitar USD 859 miliar, dari USD 1,5 triliun pada 2019.
"FDI menyelesaikan 2020 lebih dari 30 persen di bawah palung setelah krisis keuangan global pada 2009," kata UNCTAD pada Minggu (24/1).
Arus FDI anjlok 37 persen di Amerika Latin dan Karibia, merosot 18 persen di Afrika, dan turun 4 persen di negara-negara berkembang Asia. Asia Timur termasuk China, mencatat sepertiga dari FDI global pada 2020, sementara aliran FDI ke negara maju terjun 69 persen.