China Tawarkan RI Pinjaman Rp 210 T untuk Program Peremajaan Sawit

25 Mei 2018 14:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi biji kelapa sawit (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi biji kelapa sawit (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
China berkomitmen mau membantu Indonesia untuk program peremajaan kelapa sawit (replanting). Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bahkan menegaskan bahwa China siap menggelontorkan pinjaman hingga USD 15 miliar atau sekitar Rp 210 triliun (kurs Rp 14.000) berbunga rendah untuk program replanting.
ADVERTISEMENT
"Sawit itu tadi Apkasindo (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia) kita dorong supaya ada loan (pinjaman) murah dari Tiongkok USD 15 miliar untuk replanting. Koperasi-koperasi minta bunga murah kita harapkan lebih murah," ungkap Luhut saat ditemui di kantornya, Gedung BPPT, Kawasan Thamrin, Jakarta, Jumat (25/5).
Di tempat yang sama, Ketua Apkasindo Riau Gulat Manurung menambahkan bahwa China menawarkan pinjaman sebesar USD 15 miliar dengan bunga 4-5% dan tenor selama 5 tahun. Gulat mendata saat ini ada sekitar 4,7 juta hektare lahan kelapa sawit milik 1,5 juta orang petani di 21 provinsi di Indonesia. Umumnya nasib petani sawit di Indonesia serba kekurangan sehingga sangat sulit membiayai program peremajaan.
Launching penanaman peremajaan kebun kelapa sawit (Foto: Aprilandika Hendra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Launching penanaman peremajaan kebun kelapa sawit (Foto: Aprilandika Hendra/kumparan)
"Kami dari Apkasindo menuntut supaya lebih bangkit karena ini ekonomi kerakyatan," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Gulat menjelaskan sampai saat ini pemerintah masih bernegosiasi dengan China terutama mengenai kapan dan bagaimana prosedur pinjaman tersebut dapat cair. Oleh karena itu, Gulat menginginkan negosiasi ini dipercepat agar pinjaman tersebut dapat segera cair. Namun dia menegaskan bahwa pinjaman nantinya dikhususnya untuk perkebunan rakyat bukan milik perusahaan.
"Kami akan membuat skema jadi jangan perusahaan yang mendapatkan pinjaman itu karena perusahaan juga punya mitra plasma. Itu beda dengan kami yang petani swadaya," jelasnya.
China memang merupakan salah satu importir minyak sawit terbesar di dunia. Pada tahun 2017 lalu, Indonesia mengekspor minyak sawit ke China sebesar 3,23 juta ton atau turun 19% dari tahun 2016.