China Tertarik Garap Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

3 September 2019 13:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kereta cepat Foto: Karin-Karin/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kereta cepat Foto: Karin-Karin/Pixabay
ADVERTISEMENT
China dikabarkan tertarik menggarap proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya yang selama ini sudah menjadi incaran Jepang. Perusahaan China yang dimaksud adalah China Railway Construction Corporation (CRCC).
ADVERTISEMENT
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku belum mendengar kabar tersebut. Meski begitu, bisa saja China berpotensi masuk ke proyek tersebut sebab China pernah menyampaikan niatnya.
Tapi Budi menegaskan, secara etika pemerintah bakal mendahulukan Jepang. Sebab, Jepang selama ini sudah menyediakan rencana pemberian utang ke Indonesia.
"Kalau keinginan itu berulang-ulang memang dinyatakan (oleh China) tapi saya katakan bahwa Jepang ini sediakan loan. Kalau menurut saya kita selesaikan dengan Jepang dulu, tentu dengan perjanjian yang berimbang dan cepat," kata Budi Karya di Kemenko Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (3/9).
Budi mengatakan, proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya bisa diberikan ke China jika perjanjian dengan Jepang tak sesuai kesepakatan. Tapi hingga saat ini, perjanjian tersebut belum ada perkembangan alias belum ada dokumen hitam di atas putih.
Menteri perhubungan, Budi Karya Sumadi di Kemenkopolhukam. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Menurut Budi Karya, dalam waktu dekat pemerintah bakal segera menyelesaikan nota kesepakatan dengan Jepang. Budi berharap kesepakatan bisa segera selesai agar bisa menyusun tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
Budi mengatakan Kamis pekan ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla akan menggelar rapat untuk membahas percepatan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya.
"Memang kita akan MoU satu dua minggu ini. Dimulai dengan feasibility study yang sebenarnya sudah mulai, tapi formal ini (dengan MoU) yang waktunya relatif panjang. Mereka minta pembebasan tanah dan FS itu dua tahun, kita minta kalau bisa satu tahun," ucap Budi.