CIMB Niaga Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Hanya 3,9 Persen di 2021

25 Februari 2021 11:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peresmian Digital Lounge CIMB Niaga, Kamis (26/9/2019). Foto: Elsa Toruan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Peresmian Digital Lounge CIMB Niaga, Kamis (26/9/2019). Foto: Elsa Toruan/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Bank CIMB Niaga Tbk memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya 3,9 persen. Proyeksi ini lebih rendah dari pemerintah yang sebesar 5,3 persen.
ADVERTISEMENT
Chief Economist Bank CIMB Niaga, Adrian Panggabean, mengatakan bahwa pemulihan ekonomi tahun ini belum berjalan secara cepat. Menurutnya, masih ada beberapa tantangan di Tanah Air yang menahan laju pertumbuhan ekonomi, utamanya di konsumsi rumah tangga.
"Kalau market itu proyeksi mediannya 4 persen, nah kami 3,9 persen ini masuk domain realistik," ujar Adrian saat konferensi pers virtual Economic Outlook 2021, Kamis (26/2).
Konsumsi rumah tangga juga diyakini masih sulit untuk kembali normal. Ketidakpastian membuat masyarakat masih akan menahan dananya untuk melakukan konsumsi.
Namun Adrian memproyeksi, laju konsumsi akan positif selama keseluruhan tahun ini, mencapai 3,9 persen. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan 2020 yang minus 2,63 persen.
Menurut dia, masyarakat kelas atas masih menahan keinginannya untuk belanja dan memilih untuk lebih banyak berinvestasi. Sehingga, meskipun pendapatan riil mereka menurun, masih ada pendapatan pasif dari hasil investasi tersebut.
Sejumlah warga berjalan di Pasar Blok A Tanah Abang, Jakarta, Selasa (30/6). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
Untuk masyarakat kelas bawah, daya beli kelompok terbawah ini juga masih sulit. Meskipun perlindungan sosial dari pemerintah dinilai akan membantu konsumsi kelompok ini.
ADVERTISEMENT
"Nah untuk kalangan menengah ke bawah ini,mereka khawatir dengan pendapatan ke depan, jadi mereka saving lebih banyak. Daya belinya belum jatuh untuk kalangan menengah ke bawah, tapi kemauan beli mereka sudah tidak ada," jelasnya.
Selanjutnya, program vaksinasi dinilai mampu membangkitkan perekonomian tahun ini. Namun Adrian mewanti-wanti agar herd immunity bisa tercapai.
"Ini efeknya konsumsi akan sulit, dan kalau herd immunity belum terbentuk, ini efeknya (ke konsumsi) akan sampai di 2022," tambahnya.