Citos Akan Dijual untuk Bantu Pembayaran Nasabah Jiwasraya
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Salah satunya skemanya yakni dengan menjual aset milik Jiwasraya demi menutupi pembayaran yang ditaksir mencapai Rp 10 triliun itu.
Staf khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengatakan, salah satu aset milik Jiwasraya yang bakal dijual itu yakni pusat perbelanjaan Cilandak Town Square (Citos). Arya mengatakan, aset yang cukup bagus ini kemungkinan bakal dijual ke pihak swasta.
“Kantor-kantor. Citos dijual juga, tapi kalau Citos mungkin dijual ke pihak swasta kali ya, atau pihak mana yang mau. Karena Citos ini aset yang cukup bagus,” ujar Arya di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (9/3).
Menurutnya, Citos merupakan aset yang potensial dan sudah mulai ditawarkan. Meski belum mengetahui perusahaan apa saja yang tertarik, ia mengaku banyak yang berminat membeli aset yang bisa menutupi pembayaran hingga Rp 3 triliun itu.
ADVERTISEMENT
“Sudah mulai ditawarkan, tapi saya belum tahu pihak mana yang mau. Tapi cukup banyak yang minat. Ada kemarin bilang Rp 2-3 triliun,” ujarnya.
Arya mengatakan, prioritas utama dalam keputusan untuk menjual aset itu agar Jiwasraya mampu membayar dana nasabah. Namun, katanya lagi, keputusan penjualan aset, termasuk Citos memerlukan persetujuan dari DPR.
Kementerian BUMN akan menggelar rapat panitia kerja (Panja) Jiwasraya Komisi VI dan Komisi XI selepas masa reses DPR. Nanti, finalisasi keputusan itu bakal ditentukan oleh Panja.
"Iya dong makanya (tunggu Panja). Kalau aset BUMN kan harus persetujuan DPR, di situ juga masuk semua," bebernya.
Selain itu, Arya juga mengungkapkan, skema lain yakni dengan melakukan efisiensi terhadap kantor-kantor Jiwasraya yang saat ini tidak berjalan dengan optimal. Sehingga biaya operasional kantor-kantor tersebut bisa dialihkan.
ADVERTISEMENT
“Berasal dari efisiensi yang dilakukan Jiwasraya dan mekanisme bisnis Jiwasraya, Jiwasraya kan masih jalan bisnisnya. Kantornya kan banyak yang tidak ini lagi, operasionalnya enggak banyak lagi. kalau enggak lagi operasional berarti listriknya, pekerja yang dulu outsource kan berhenti,” pungkasnya.