Corona Bikin Rupiah Melemah, BI Rela Borong SBN Hingga Rp 37 Triliun

20 Februari 2020 20:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pegawai menghitung uang rupiah di gerai penukaran uang Ayu Masagung di Jalan Kramat Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (7/11). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pegawai menghitung uang rupiah di gerai penukaran uang Ayu Masagung di Jalan Kramat Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (7/11). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) terus berupaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang sempat melemah semenjak merebaknya virus corona yang berasal dari China.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, demi menjaga nilai tukar rupiah, salah satu kiat yang dilakukan BI adalah dengan ikut memborong Surat Berharga Negara (SBN) sejak awal 2020. Tak tanggung-tanggung, nilainya pun cukup besar.
Sampai dengan 19 Februari 2020, bank sentral telah melakukan pembelian SBN hingga Rp 61,5 triliun.
"Kami secara year to date sampai 19 Februari 2020 telah melakukan pembelian SBN total Rp 61,5 triliun. Melalui pasar perdana Rp 2,5 triliun dan dari pasar sekunder Rp 59 triliun," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Jakarta, Kamis (20/2).
Gubenur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan kepada pers mengenai hasil Rapat Dewan Gubernur BI bulan Februari 2019, Kamis (20/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Perry menerangkan, ada tiga intervensi BI yang dilakukan untuk menjaga nilai tukar rupiah yang sempat melemah akibat mewabahnya virus corona. Ketiga intervensi tersebut dilakukan di pasar Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), pasar spot, dan SBN.
ADVERTISEMENT
"Pembelian Rp 59 triliun ini sebagian besar kurang lebih sekitar Rp 37 triliun itu sejak terjadinya corona,” ujarnya.
Menurut Perry, hal tersebut adalah komitmen yang dilakukan BI demi menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah.
Merebaknya virus corona telah berdampak pada sendi-sendi ekonomi di berbagai negara. Indonesia, negara mitra utama China juga merasakan dampaknya. Tak hanya membuat nilai tukar rupiah melemah, virus corona juga membuat BI mengoreksi target pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020 dari sebelumnya 5,1-5,5 persen menjadi 5-5,4 persen.