COVID-19 Bikin Harga Kopi Indonesia Anjlok Merosot 40 Persen

13 Agustus 2020 12:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pekerja memanggang biji kopi lokal dengan roaster kayu bakar tradisional di Kopi Aroma di Bandung. Foto: REUTERS / Willy Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pekerja memanggang biji kopi lokal dengan roaster kayu bakar tradisional di Kopi Aroma di Bandung. Foto: REUTERS / Willy Kurniawan
ADVERTISEMENT
Kopi Indonesia ikut terdampak pandemi COVID-19. Salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia ini mengalami penurunan harga sebesar 30-40 persen sejak pandemi menjangkit. Indonesia merupakan eksportir kopi terbesar keempat dunia dengan produksi sekitar 600 ribu ton per tahun.
ADVERTISEMENT
Lembaga pemerhati Kopi Indonesia, Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (YIDH) mencatat, penurunan harga kopi tersebut lantaran berkurangnya permintaan kopi di tingkat dunia. Adapun Arabica merupakan jenis kopi Indonesia yang memiliki pangsa pasar di dunia.
“Harga kopi turun di indonesia, global itu penikmat arabica. Di Indonesia turun 30-40 persen, terakhir sekitar Rp 34 ribu - Rp 37 ribu per kilogram (kg),” ucap Coffee Program Officer YIDH, Mahwida, saat diskusi virtual Peran Pengumpul dalam Prospek Bisnis Kopi Berkelanjutan, Kamis (13/8).
Petani menjemur biji kopi gabah (hard skin) Palintang jenis Arabika di rumah pengepul kopi, Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/7/2020). Foto: NOVRIAN ARBI/ANTARA FOTO
Penurunan permintaan kopi tidak hanya terjadi di pasar global saja, melainkan di dalam negeri pun turut berkurang. Penurunan permintaan di dalam negeri terjadi lantaran adanya kebijakan lockdown, PSBB hingga zona merah di daerah-daerah produksi kopi.
ADVERTISEMENT
Bulan-bulan ini seharusnya menjadi waktu yang tepat bagi petani meraup hasil produksi. Namun, karena permintaan dari distributor tidak cukup tinggi membuat pendapatan petani menurun.
“Di sisi permintaan, di gudang tidak beroperasi karena adanya batasan kuantitas sedikit cuman 2 ton,” lanjutnya.
Selain itu, ia menambahkan, satu-satunya yang bisa dilakukan oleh para petani kopi yaitu dengan mencoba diversifikasi usaha. Beberapa petani memutuskan untuk menanam tanaman hortikultura sembari menunggu perkembangan harga kopi.
“Mereka memilih tanaman hortikultura karena cash flow lebih cepat,” tambahnya.