COVID Landai, Sri Mulyani Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 5,3-5,9 Persen di 2023

20 Mei 2022 12:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto: Kemenkeu RI
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto: Kemenkeu RI
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksikan pemulihan ekonomi Indonesia tumbuh mencapai 5,3 hingga 5,9 persen. Hal ini disampaikan dalam Rapat Paripurna bersama anggota DPR RI untuk membahas mengenai kerangka kebijakan ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM PPKF) 2023.
ADVERTISEMENT
Target tersebut juga dipatok melihat dari mulai landainya kasus COVID-19 saat ini yang menjadi momentum memulihkan ekonomi nasional.
"Pemerintah mengusulkan kisaran indikator ekonomi makro yang digunakan sebagai asumsi dasar penyusunan RAPBN 2023," ujar Sri Mulyani dalam rapat paripurna DPR RI, Jumat (20/5).
Menurut Sri Mulyani, pembahasan KEM PPKF telah disusun dengan mempertimbangkan berbagai dinamika global dan melihat potensi pemulihan ekonomi nasional di tahun depan.
Inflasi, kata dia, diperkirakan dapat mencapai 2,0-4 persen tahun depan. Lalu, nilai tukar rupiah menjadi Rp 14.300 hingga Rp 14.800 per USD dan tingkat suku bunga SBN 10 Tahun berada dikisaran 7,34 persen sampai dengan 9,16 persen.
Sementara sektor minyak ditetapkan harga minyak mentah Indonesia senilai USD 80 hingga USD 100 per barel, lifting minyak bumi 619 ribu hingga 680 ribu barel per hari dan lifting gas 1,02 juta hingga 1,11 juta barel setara minyak per hari.
ADVERTISEMENT
Kebijakan di 2023 di sektor APBN disebut akan dirancang untuk mampu merespons dinamika perekonomian domestik dan global, sekaligus menjawab tantangan serta mendukung pencapaian target pembangunan secara optimal.
"Strategi yang ditempuh pemerintah memfokuskan APBN untuk penguatan kualitas sumber daya manusia, akselerasi pembangunan infrastruktur dan reformasi birokrasi serta regulasi, serta mendukung revitalisasi industri dengan mendorong pembangunan ekonomi hijau," tandas Sri Mulyani.