Cuaca Buruk Hambat Produksi Batu Bara, Laba BUMI Anjlok 51,2 Persen

30 Juli 2023 19:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dileep Srivastava, Direktur Bumi Resource Foto: Edy Sofyan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dileep Srivastava, Direktur Bumi Resource Foto: Edy Sofyan/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 81,8 juta atau Rp 1,22 triliun, merosot 51 persen dari semester I 2022 (year on year/yoy) sebesar USD 167,7 juta.
ADVERTISEMENT
Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava menjelaskan pendapatan perseroan di semester I 2023 juga turun 13,3 persen (yoy), menjadi USD 3.303,6 juta. Hal ini lantaran kondisi La Nina menyebabkan hujan deras yang terus menerus,
Perseroan, kata Dileep, juga sudah melakukan upaya terbaik untuk menekan kerugian dengan mengendalikan biaya yang sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar.
"Harga bahan bakar cukup tinggi namun kami mengurangi biaya operasional secara signifikan untuk mengimbangi sebagian dari kewajiban hukum (royalti) yang lebih tinggi," jelasnya kepada kumparan, Minggu (30/7).
Per semester I 2023, Bumi Resources tercatat membayarkan royalti batu bara secara konsolidasi mencapai USD 1.030,6 juta, ini setara dengan 31,2 persen pendapatan kotor perseroan sebesar USD 3.303,6 juta.
ADVERTISEMENT
Kapal tongkang bermuatan batu bara melintasi perairan Tidore Kepulauan, Maluku Utara, Sabtu (29/4/2023). Foto: ANTARA FOTO/Andri Saputra
Dileep menuturkan, royalti tersebut meningkat 14 persen pada penjualan domestik dan hingga 28 persen untuk ekspor, yang mulai berlaku 1 Januari 2022 di anak perusahaan PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan Arutmin.
Kemudian, laba usaha Bumi Resources pun anjlok 73,2 persen (yoy) menjadi USD 249,6 juta, serta laba sebelum pajak sebesar USD 223,5 juta.
"Itu adalah kombinasi dari harga yang lebih rendah, royalti sebesar USD 1.031 juta dengan pendapatan kotor yang lebih rendah sebesar USD 3.033,6 juta atau 31,2 persen dari pendapatan kotor, tambahan bagi hasil 10 persen pada pendapatan bersih kepada pemerintah pusat dan daerah," jelas Dileep.
Menurutnya, Bumi Resources memberikan kontribusi royalti terbesar secara nasional sebesar Rp 15,6 triliun. Adapun total royalti yang dikumpulkan negara sebesar Rp 78,5 triliun pada semester I 2023, artinya 19,9 persen berasal dari perseroan.
ADVERTISEMENT
"Dan, tentu saja, pasokan batu bara yang disubsidi secara besar-besaran dalam negeri dan melebihi DMO (domestic market obligation) menjadi produsen batu bara terbesar untuk kewajiban nasional," tuturnya.