Curhat Dirut Garuda soal Industri Penerbangan yang Dihantam Corona

5 Mei 2020 8:01 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Garuda Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Garuda Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) menjadi salah satu industri penerbangan yang terpukul karena adanya serangan virus corona. Maskapai harus dibatasi penerbangannya untuk memutus rantai penyebaran virus tersebut.
ADVERTISEMENT
Manajemen Garuda harus memikirkan langkah-langkah strategis mengatasi kondisi sulit ini. Sehingga bisa bertahan dan siap terbang lagi usai virus corona selesai.
Lalu, bagaimana kondisi Garuda saat ini dan langkah apa yang disiapkan usai pendemi? Semua itu dijawab langsung oleh Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra saat live bersama kumparan, Senin (4/5).
Jadi Dirut saat Perusahaan Babak Belur
Pekerjaan rumah yang tidak ringan sudah membayangi Irfan Setiaputra, saat ditunjuk menjadi Direktur Utama Garuda Indonesia dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar (RUPSLB) yang digelar Rabu (22/1).
Sebelum resmi menjabat, Irfan mengungkapkan terlebih dulu berdiskusi dengan Menteri BUMN Erick Thohir. Ia ingin mengetahui lebih detail mengenai apa yang menjadi prioritas yang harus dilakukan.
ADVERTISEMENT
"Beliau (Erick) sampaikan beberapa hal. Pertama, memperbaiki yang tidak benar. Ini cakupan luas, yang terjadi dalam kondisi kekinian atau hal-hal lain dalam situasi normal, perlu dibereskan," kata Irfan saat siaran virtual di kumparan, Senin (4/5).
Hal kedua yang diminta Erick ke Irfan adalah mengenai integritas. Ia menjelaskan integritas tersebut termasuk mengenai laporan keuangan yang harus bisa dipertanggungjawabkan kepada para stakeholder.
"Ketiga permintaan beliau membuat GA bangkit kembali. Bagaimana membuat GA jadi kebangaan kembali," ujar Irfan.
Ungkap Kondisi Garuda di Tengah Pandemi
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, kini industri penerbangan babak belur menghadapi kondisi yang ada: penutupan penerbangan ke China, pembatalan haji dan umrah, hingga adanya larangan mudik.
Namun menurut dia, Garuda Indonesia tidak bisa hanya memikirkan keberlangsungan industri secara hitung-hitungan bisnis alias untung rugi.
ADVERTISEMENT
Sebagai national flag carrier, menurut Irfan, Garuda memiliki kewajiban untuk tetap melayani permintaan penerbangan dalam kondisi tertentu.
Misalnya di saat pandemi virus corona ini, banyak WNI yang berada di luar negeri dan ingin kembali ke Tanah Air, maka Garuda Indonesia harus siap terbang untuk melakukan penjemputan. Pun sebaliknya, ada banyak WNA yang saat ini ada di Indonesia dan juga ingin pulang ke negaranya masing-masing.
Irfan mengaku saat ini Garuda masih melayani beberapa rute internasional seperti tujuan ke Amsterdam, Australia, Hong Kong, Jepang, dan Korea.
Dia tak menampik bahwa frekuensi ke rute-rute internasional sudah dipangkas. Alasannya, banyak kursi kosong dalam satu penerbangan. Garuda hanya melayani penerbangan rute internasional tersebut dengan frekuensi satu kali dalam sepekan.
ADVERTISEMENT
Tunggu Izin Kemenhub untuk Mengudara di Masa Larangan Terbang
Irfan mengaku masih menunggu keputusan Kemenhub agar maskapai pelat merah tersebut bisa terbang kembali dalam masa pandemi COVID-19.
"Waktu permen keluar, kami ajukan izin. Sebab ada pasal yang memungkinkan kami mengajukan izin. Kami menyampaikan usulan beberapa penerbangan dengan alasan. Teman-teman di Kemenhub menyarankan menunggu surat edaran permenhub tentang penerbangan khusus," kata Irfan saat live bersama kumparan, Senin (4/5).
Menurut Irfan, pihaknya mengajukan izin penerbangan khusus untuk hampir semua rute yang dilayani Garuda selama ini. Namun, frekuensi terbangnya tetap dikurangi.
Misalnya dalam kondisi normal, penerbangan ke satu rute frekuensinya bisa mencapai 5 sampai 7 kali dalam sehari, maka di kondisi pandemi ini frekuensinya cukup satu kali sehari.
ADVERTISEMENT
Namun hingga saat ini pengajuan izin khusus belum disetujui Kementerian Perhubungan. Padahal awalnya Irfan berharap pihaknya sudah bisa mengantongi izin tersebut kemarin.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra. Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Sampai Kapan Garuda Bertahan dari Hantaman Corona?
Tidak tahu pasti sampai kapan virus corona membuat operasional penerbangan terganggu. Namun, segala langkah harus disiapkan agar setidaknya bisa tetap bertahan.
Irfan Setiaputra tidak menampik kondisi sulit yang saat ini sedang dialami perseroan. Banyak juga perusahaan penerbangan yang terancam tidak bisa lagi bertahan.
"Soal bertahan sih variasinya ada yang minggu depan tutup, ada yang bisa akhir tahun. Tapi kami realistis, airline besar-besar hampir collapse. Artinya kalau mau dihitung-hitung ada yang masih bisa terbang ini menakjubkan," kata Irfan saat siaran secara virtual bersama kumparan, Senin (4/5).
ADVERTISEMENT
Irfan berharap pandemi COVID-19 segara berakhir dalam waktu dekat. Sehingga seluruhnya bisa kembali normal. Ia juga mengajak semua pihak berpikir positif dalam mengatasi permasalahan ini.
Punya Utang Jatuh Tempo, Garuda Siapkan 3 Opsi
Garuda Indonesia tercatat memiliki utang yang akan jatuh tempo pada 3 Juni 2020 berupa sukuk global, dengan nilai penerbitan USD 496,84 juta.
Irfan Setiaputra mengaku telah menyiapkan tiga opsi untuk melakukan negosiasi pembayaran dengan para pemegang surat utang sukuk global perseroan.
"Sukuk atau bond, setiap kali jatuh tempo ada tiga opsi. Pertama bayar dengan diskon. Kedua bayar utuh sesuai janji awal, ketiga minta diperpanjang. Tiga opsi ini kita buka," katanya.
Rencana Garuda Terbang Tinggi Usai Pandemi
ADVERTISEMENT
Irfan Setiaputra sudah mulai menyiapkan langkah agar maskapai bisa kembali mengudara setelah serangan virus corona ini bisa diselesaikan.
Menurut dia, recovery yang dilakukan setelah pandemi COVID-19 tidak boleh terlalu lama. Ia merasa nanti bakal ada perubahan mengenai alasan masyarakat naik pesawat.
Irfan mengaku sedang meminta masukan-masukan dari pelanggan atau calon penumpang mengenai layanan khususnya setelah corona selesai.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.