Curhat Pedagang Bendera di Pasar Jatinegara yang Sepi Pembeli

16 Agustus 2018 15:25 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penjual menata hiasan warna merah putih yang dijual di sekitar Stadion Wilis Kota Madiun, Jawa Timur, Selasa (7/8/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Siswowidodo)
zoom-in-whitePerbesar
Penjual menata hiasan warna merah putih yang dijual di sekitar Stadion Wilis Kota Madiun, Jawa Timur, Selasa (7/8/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Siswowidodo)
ADVERTISEMENT
Besok, Indonesia akan merayakan Hari Kemerdekaan yang ke 73. Seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan HUT Kemerdekaan Indonesia menjadi momen yang menguntungkan bagi pedagang bendera dan bambu.
ADVERTISEMENT
Di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, misalnya. Setiap jarak 5 meter, pasti ditemukan satu bambu yang menggantungkan bendera merah putih di pinggir jalan.
Toni salah satu pedagang yang menjual aneka jenis bendera merah putih tepat di samping pintu masuk Pasar Jatinegara tampak sedang mengerutkan keningnya menahan panasnya siang ini sambil menunggu pembeli yang datang. Toni menjual beragam jenis bendera, mulai dari ukuran 90 sentimeter, 120 sentimeter, 135 sentimeter, hingga 180 sentimeter. Dia mengatakan sudah mulai menjual bendera merah putih sejak 25 Juli 2018 lalu. Sebelumnya, Toni berprofesi sebagai pedagang barang-barang plastik di dalam Pasar Jatinegara.
“Tiba-tiba saja mau jualan bendera karena kayanya enak melihat orang dagang bendera,” katanya saat ditemui kumparan di Pasar Jatinegara, Kamis (16/8).
ADVERTISEMENT
Toni menambahkan ini pengalaman pertamanya dalam menjajal bisnis penjualan bendera. Dia sudah menyiapkan ratusan bendera merah putih dengan berbagai ukuran sejak Mei lalu. Sebagai modal, Toni menyiapkan dana sebesar Rp 5 juta untuk kain dan ongkos jahit.
“Biaya kain satu lembar itu Rp 30 ribu dan biaya jahit itu Rp 700 ribu per minggu. Sekali jahit, itu satu minggu 30 kodi,” imbuhnya.
Pedagang menawarkan hiasan bertema bendera Merah Putih di Perempatan Grogol, Cilegon, Banten, Rabu (8/8/2018).  (Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang menawarkan hiasan bertema bendera Merah Putih di Perempatan Grogol, Cilegon, Banten, Rabu (8/8/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
Sementara, bendera merah putih Toni dijual dengan harga yang variatif, mulai dari Rp 15 ribu yang ukuran 90 sentimeter, Rp 5 ribu yang ukuran 120 sentimeter, Rp 30 ribu ukuran 135 sentimeter, dan Rp 35 ribu untuk ukuran 180 sentimeter.
Dalam satu hari, Toni mengaku penjualan bendera merah putih tak menentu. Kadang bisa menjual sebanyak 5 lembar kain saja, kadang juga ada yang membeli bendera merah putih hingga 1 kodi.
ADVERTISEMENT
“Biasanya yang beli banyak itu dari kelurahan atau kantor yang butuh bendera untuk ramai-ramai,” terangnya.
Namun sayang, hingga saat ini Toni mengaku masih belum menerima keuntungan dari penjualan bendera merah putihnya. Bahkan, dia mengaku menyesal mencoba berjualan bendera merah putih dan lebih memilih untuk tetap berjualan barang-barang plastik.
“Yang beli banyak itu bisa dihitung jari, mungkin hanya satu atau dua pembeli. Yang jual bendera kan banyak, apalagi di Senayan itu banyak, orang pasti enggak melirik lagi kami yang ada di Jatinegara ini. Sampai gosong begini saya jualan di pinggir jalan,” keluhnya.
Ada pula Nizham, yang mengaku telah berjualan bendera merah putih sejak 3 tahun lalu. Dia mengeluhkan sepinya penjulan bendera merah putih di tahun ini. Nizham hanya mampu menjual paling banyak 3 lembar kain bendera merah putih berukuran 90 sentimeter saat sedang ramai setiap harinya.
ADVERTISEMENT
“Saya jualan sampai jam 22.00 WIB di sini. Paling banyak 3 atau 4 bendera yang terjual, sepi banget dibanding tahun lalu. Tahun lalu itu ramai banget, tapi tahun ini sepi, enggak tahu kenapa,” katanya.