Daftar Harga Keekonomian Pertalite, Pertamax, hingga Solar: BBM RI Murah Meriah

9 Juli 2022 15:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
29
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah kendaraan mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Pertamina di rest area kilometer 57 Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Jawa Barat, Selasa (26/4/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah kendaraan mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Pertamina di rest area kilometer 57 Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Jawa Barat, Selasa (26/4/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pemerintah tengah menyiapkan pembatasan penjualan BBM subsidi, yakni jenis Pertalite dan Solar dengan menggunakan MyPertamina. Hal ini dilakukan agar BBM subsidi tersalur tetap sasaran, mengingat saat ini selisih harga jual dan harga keekonomian BBM semakin lebar.
ADVERTISEMENT
Proses pendaftaran pengguna BBM subsidi melalui MyPertamina, sudah dimulai sejak Jumat (1/7). Sebagai payung hukum mekanisme pembatasan tersebut, saat ini sedang disiapkan revisi Peraturan Presiden (Perpres) No. 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran BBM.
Direktur BBM BPH Migas, Patuan Alfon Simanjuntak, mengatakan jika disetujui revisi Perpres akan mencantumkan kriteria dan batasan pembelian Pertalite dan Solar. Saat ini, katanya, tinggal menunggu keputusan Presiden Jokowi.
"Hasil rakor (Rapat Koordinasi revisi Perpres) akan dibawa ke Bapak Presiden," kata Alfon saat dihubungi kumparan, Jumat (8/7).
Pengelolaan BBM subsidi yang tepat sasaran diperlukan, karena saat ini harga eceran BBM yang dikenakan Pertamina ke masyarakat, jauh di bawah harga keekonomian. Tanpa pembatasan, sebagian besar subsidi BBM justru dinikmati orang kaya.
ADVERTISEMENT
"Sebanyak 60 persen masyarakat mampu atau yang masuk dalam golongan kaya ini mengonsumsi hampir 80 persen dari total konsumsi BBM bersubsidi. Sedangkan 40 persen masyarakat rentan dan miskin hanya mengonsumsi 20 persen dari total subsidi energi tersebut," kata Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting.

Harga Jual BBM di Bawah Harga Keekonomian

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati (kanan) berbincang dengan operator SPBU saat melakukan sidak di SPBU By pass Soekarno Hatta Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (3/4/2022). Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
Soal harga eceran BBM yang jauh di bawah harga keekonomian, sebelumnya dipaparkan Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dalam rapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (6/7). Tak hanya BBM, Pertamina juga menanggung selisih harga jual LPG.
Harga keekonomian tersebut antara lain dipengaruhi harga minyak mentah di pasar dunia. Saat ini jenis Brent, West Texas Intermediate (WTI), maupun OPEC Basket, berkisar di USD 105-USD 110 per barel (setara 159 liter). Belum lagi biaya pengolahan di kilang, distribusi, serta margin.
ADVERTISEMENT
Berikut rincian harga jual dan harga keekonomian BBM serta LPG yang diproduksi Pertamina:

Pertalite (RON 90)

Harga Jual: Rp 7.650 per liter
Harga Keekonomian: Rp 17.200 per liter

Pertamax (RON 92)

Harga Jual: Rp 12.500 per liter
Harga Keekonomian: Rp 17.950 per liter

Solar

Harga Jual: Rp 5.150 per liter
Harga Keekonomian: Rp 18.150 per liter

LPG 3 Kg (PSO)

Harga Jual: Rp 4.280 per kg
Harga Keekonomian: Rp 15.698 per kg

Jokowi Bandingkan Harga BBM Negara Tetangga

Presiden Jokowi melihat proses penukaran baterai motor listrik sekaligus meresmikan kolaborasi pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
Jika dibandingkan dengan harga BBM di negara tetangga dan negara lainnya harga tersebut terbilang murah meriah. Hal itu pun pernah diungkapkan Presiden Jokowi. Misalnya di Jerman, menurut Jokowi, sudah menjual bensin Rp 31.000 per liter, naik dua kali lipat.
ADVERTISEMENT
"Di Singapura (bensin) Rp 32.000. Di Thailand Rp 20.800 kalau saya rupiahkan. Di Amerika Rp 18.000 kurang lebih. Kita (pertalite) masih Rp 7.650," kata Jokowi dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V Pro Jokowi (Projo), di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (21/5).
Sementara itu dibandingkan dengan di Sri Lanka yang tengah dilanda krisis ekonomi parah, harga BBM di Indonesia juga masih jauh lebih murah. Padahal di negara itu, stok BBM sangat tipis bahkan langka.
BUMN migas Srilanka, Ceylon Petroleum Corporation (CPC), pada 26 Juni 2022 menaikkan harga bensin merek Lanka Petrol 92 (Setara Pertamax) jadi 470 rupee atau sekitar Rp 19.600 per liter. Sementara bensin merek Lanka Petrol 95 atau setara Pertamax Turbo di Indonesia naik jadi 550 rupee atau setara Rp 23.000 per liter.
ADVERTISEMENT
Tak hanya bensin, CPC juga menaikkan harga BBM diesel atau jenis solar merek Lanka Auto Diesel, jadi seharga 460 rupee atau setara Rp 19.200 per liter. Sementara Lanka Super Diesel atau setara Dexlite naik jadi 520 rupee atau setara Rp 21.700 per liter.