Daging Ayam di TTI Rp 8.000 Lebih Murah dari Harga di Pasaran

11 Juni 2018 14:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil toko tani Indonesia, Pasar Induk Cipinang  (Foto:  Abdul Latif/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil toko tani Indonesia, Pasar Induk Cipinang (Foto: Abdul Latif/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertanian menjanjikan pemenuhan bahan pangan dan sembako untuk kebutuhan Lebaran 2018, dengan harga yang terjangkau. Janji ini antara lain diwujudkan melalui layanan Toko Tani Indonesia (TTI), yang saat ini diklaim sudah berjumlah 3.000 unit tersebar di berbagai provinsi.
ADVERTISEMENT
TTI berlokasi antara lain di Kantor Balitbang Kementerian Pertanian, Jl. Raya Ragunan, Jakarta Selatan. Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Agung Hendriadi mengatakan, harga bahan pangan di TTI lebih murah karena langsung dipasok oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
“Jadi kita memontong rantai distribusi, makanya bisa jual lebih murah. Saat ini ada 1.500 Gapoktan yang terhimpun sebagai pemasok 3.000 TTI di seluruh Indonesia,” katanya di Toko Tani Indonesia, Jl. Raya Ragungan, Jakarta Selatan, Senin (11/6).
Harga daging ayam yang sejak beberapa waktu lalu dikeluhkan mahal misalnya, di TTI dijual seharga Rp 32.000/ekor. Sementara pengecekan kumparan di Pasar Minggu, sekitar 1 kilometer dari TTI, harga daging ayam ditawarkan Rp 40.000/ekor.
Penjual daging ayam di Pasar PSPT (Foto: Rivi Satrianegara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penjual daging ayam di Pasar PSPT (Foto: Rivi Satrianegara/kumparan)
Selain itu, harga telur ayam ditawarkan Rp 21.000/kg sementara di pasar Rp 25.000/kg. Sedangkan harga bawang merah dan putih, masing-masing sama yakni Rp 27.000/kg. Sementara di pasar, bawang merah dijual Rp 40.000/kg dan bawang putih Rp 35.000/kg.
ADVERTISEMENT
Tak mengherankan jika menjelang Lebaran ini, Toko Tani Indonesia di kawasan Ragunan ini ramai dikunjungi pembeli. Tak hanya dari Jakarta Selatan, ada juga yang sengaja datang dari Depok, Jawa Barat.
"Lebih murah. Kalau di pasar tradisional harganya udah pada naik," kata Dhini seorang warga Depok yang ditemui kumparan di TTI Ragunan.
Agung menduga, mahalnya harga bahan pangan di pasaran, selain akibat rantai distribusi yang panjang, juga karena pedagang mengambil untung di atas kewajaran. “Kalau perantaranya banyak, otomatis harganya lebih mahal karena mereka juga ambil untung,” tandasnya.