Dampak Corona, 150.000 Karyawan Pusat Perbelanjaan Dirumahkan

31 Maret 2020 12:31 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana sepi di kompleks Pasaraya Blok M, Jakarta, Selasa (24/3/2020). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
zoom-in-whitePerbesar
Suasana sepi di kompleks Pasaraya Blok M, Jakarta, Selasa (24/3/2020). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
ADVERTISEMENT
Himpunan Peritel dan Penyedia Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) mengakui adanya penurunan omzet yang drastis akibat meluasnya pandemi COVID-19. Kondisi perusahaan ritel kritis.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah mengatakan, ada sekitar 150.000 karyawan yang dirumahkan sementara waktu. Dirumahkan bukan berarti di-PHK, melainkan tetap dikontrak namun tidak diberikan hak-hak secara penuh, termasuk hanya menerima 50 persen gaji.
“Stok 300 ribu karyawan (tidak termasuk minimarket), 50 persennya itu dirumahkan. Rata-rata karena tenant tutup. Sehingga mereka dirumahkan. Seperti FnB, cafe hanya sisa sedikit (yang buka). Mereka dirumahkan hak-haknya diberikan tapi tidak full. Tidak ada tunjangan transport para karyawan,” katanya kepada kumparan, Selasa (31/3).
Seorang pengunjung berada pada pusat kuliner yang sebagian tutup di kompleks Pasaraya Blok M, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Berdasarkan catatannya, mayoritas tenant-tenant di Jakarta mengalami penurunan pengunjung hingga 100 persen. Sementara yang berada di luar ibu kota mengalami penurunan sekitar 80 persen.
Kondisi ini yang mendorong pengusaha untuk mengurangi beban operasional dengan cara merumahkan karyawan. Menurut Budihardjo, industri ritel merupakan bisnis yang membutuhkan uang kas agar bisnis tetap berlangsung.
ADVERTISEMENT
“Cash setiap hari ada uang masuk berapa, kita langsung investasi (training, buka cabang dan sebagainya). sehingga pada saat situasi mendadak stop, kekuatan perusahan enggak ada,” jelasnya.
Sebelumnya, Budihardjo mengungkapkan, memang sudah ada kesepahaman juga antara pihaknya dengan pengelola mal. Tutupnya sebagian pusat perbelanjaan itu, kata Budihardjo, juga menyusul sudah banyak bioskop dan permainan yang tidak beroperasi lebih dulu.
“Toh yang datang juga enggak ada, bahaya juga untuk penularan mendingan karyawan kita yang tidak prioritas seperti toko emas, baju, salon (tutup). Kalau bioskop sudah tutup, 2 minggu atau sebulan tutup dulu. Tapi supermarket buka, money changer buka, ATM jalan semua jadi enggak mengganggu,” ujar Budihardjo.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!
ADVERTISEMENT