Dampak Corona di RI Dinilai Tak Separah Negara Lain, Rupiah Diprediksi Menguat

18 Juni 2020 8:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Senin (20/4/2020). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
zoom-in-whitePerbesar
Karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Senin (20/4/2020). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi menguat di atas Rp 14.000 pada perdagangan hari ini, Kamis (18/6). Sementara kemarin (17/6), rupiah ditutup menguat tipis 7 poin di level Rp 14.082 dari penutupan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Dalam perdagangan hari ini rupiah masih akan menguat di level 14.000-14.120 (per dolar AS)," ujar Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim, kepada kumparan, Kamis (18/6).
Menurut Ibrahim, penguatan rupiah terhadap dolar AS didorong faktor internal yaitu adanya anggapan bahwa dampak virus corona (COVID-19) terhadap ekonomi Indonesia dinilai tidak separah negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara.
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Menurut Ibrahim, akan terjadi kontraksi ekonomi nasional di kuartal II akibat diberlakukannya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Hal ini akan memberi kontribusi yang besar ke pertumbuhan ekonomi sehingga di kuartal II, diperkirakan minus 3,1 persen.
“Ramalan tersebut dipandang lebih baik dibandingkan dengan negara lainnya terutama di kawasan Asia Tenggara,” ujarnya.
Sedangkan dari sisi eksternal, penguatan rupiah didorong oleh rencana stimulus yang bakal dilakukan oleh The Fed. Bank Sentral AS tersebut bakal membeli obligasi korporasi di pasar sekunder, memperluas pembelian surat sebagai bagian dari skema stimulus yang telah diumumkan sebelumnya dan akan meluncurkan Program Pinjaman Jalan Utama untuk bisnis. Bahkan Presiden AS Donald Trump juga berencana menggelontorkan dana USD 1 triliun ke sektor infrastruktur.
ADVERTISEMENT
“Hal ini menjadi sentimen positif,” ujarnya.