Dampak Virus Corona ke Ekonomi: Turunkan Omzet dan Bisa Ciptakan Pengangguran
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira mengatakan, dampak penutupan mal-mal tidak hanya membuat penurunan pendapatan bagi perusahaan saja. Melainkan, efek virus corona juga berdampak pada skala pekerjaan informal.
“Di mall juga omzet turun, kalau kita enggak jalan ke kantor karena kantor tutup artinya orderan ojek online turun drastis. Asalnya dari virus kesehatan, tapi efeknya ke perekonomian luar biasa,” katanya melalui diskusi via live streaming yang diadakan kumparan, Kamis (26/3).
Bhima melanjutkan, pengaruh virus ini ke pengangguran tidak dalam waktu dekat. Artinya, tidak serta merta dampak virus corona membuat banyak pengangguran di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia naik 50 ribu orang di Agustus 2019. Alhasil dengan kenaikan tersebut, jumlah pengangguran menjadi 7,05 juta orang di Agustus 2019, dari sebelumnya di Agustus 2018 sebanyak 7 juta orang.
ADVERTISEMENT
“Mungkin bukan PHK, tapi cuti tanpa dibayar. Ini sudah terjadi di sektor pariwisata atau gaji dibayar 50 persen. Bahkan, beberapa perusahaan sudah berniat tidak membayarkan THR. Kapan efeknya ke pengangguran? di tahun 2021,” papar Bhima.
Indonesia Tak Siap Lockdown
Dalam diskusi tersebut, Bhima menyinggung soal kesiapan Indonesia seandainya memberlakukan lockdown. Lockdown adalah mengunci seluruh akses masuk maupun keluar dari suatu daerah maupun negara.
Ia mengatakan Indonesia tidak siap jika kebijakan lockdown diberlakukan karena logistik yang belum siap. Salah satu logistik seperti pangan akan menjadi pertimbangan pemerintah dalam memberlakukan lockdown.
“Jadi kalau kita lihat lockdown secara nasional chaos pastinya,” imbuhnya.
Hingga kini pemerintah memang belum memutuskan untuk memberlakukan lockdown. Sementara itu beberapa negara yang telah memberlakukan lockdown seperti Singapura, Australia, Arab Saudi hingga Italia.
ADVERTISEMENT